Minggu, 29 Mei 2011

Arsitektur Ruang Bercinta

 by Putri Suryandari on Monday, May 17, 2010 at 4:09pm

by : Putri Suryandari, ST,MArs

“Ruang yang romantis, warna ruang dengan nuansa lembut, lampu remang-remang, di sertai wewangian dengan aromatherapy dan musik yang mengalun lembut, di tambah kaca di seluruh ruangan……”, sejenak dia terdiam, matanya menerawang membayangkan ruang bercinta imajinasinya ,
”Tempat tidur yang cukup luas dan tidak menimbulkan suara gaduh, sebuah bathtup dalam kamar tanpa perlu penyekat, juga jangan lupa pasangan bercinta yang menggairahkan.”
Begitulah diskripsi seorang sahabat leader ketika aku menyodorkan pertanyaan tentang arsitektur ruang bercinta padanya. Aku hanya tersenyum lebar, karena memang tak ada yang salah dengan imajinasi itu.
”Tapi mas, kali ini bukan ruang semacam itu yang ingin aku sajikan bagi teman leader, dalam rangka menambah gairah kerja dan meningkatkan kreativitas dan imajinasi mereka yang produktive.” kataku menjelaskan pada sahabatku tadi, sambil kulihat senyum memerah di pipinya.

Ruang menurut Edward T Hall, terdiri dari segala sesuatu yang tidak bergerak (fixed feature space), segala sesuatu yang bisa bergerak (semi fixed feature space) dan wilayah pribadi (informal space). Bercinta adalah suatu aktivitas kreative dan private yang di miliki oleh seluruh manusia, dimana akan menghasilkan satu produk baru dari hasil percintaan tersebut. Ketika imajinasinya mampu di kembangkan dan mencapai titik orgasme yang maksimal, maka produk-produk baru akan meluncur dengan sempurna dari tangannya. Seorang leader harus mencintai pekerjaannya, mencintai berarti menyatukan hati, pikiran dan tubuh dengan produk yang di cintainya. Issue tersebut menghasilkan pemikiran, bahwa untuk menstimulasi imajinasi agar dapat mencapai multi orgasme dalam pekerjaan, sehingga lahir produk - produk yang sukses di lapangan ataupun di pekerjaannya maka di butuhkan arsitektur ruang bercinta yang tepat. Sehingga dapat di diskripkan disini bahwa Arsitektur Ruang Bercinta bagi leadaer adalah, Ruang yang dapat menghasilkan dan merangsang pemikiran, untuk menstimulasi imajinasi agar dapat berkonsentrasi serta mencapai multi orgasme dalam pekerjaan, sehingga lahir produk - produk yang luar biasa.

Selanjutnya mari kita kupas bersama, tiga elemen ruang pada Arsitektur Ruang Bercinta bagi para leader yang terdiri dari fixed feature space, semi fixed feature space dan informal space, berdasarkan penuturan dari beberapa teman leader.

Fixed Feature space
Adalah ruang fisik tiga dimensi tidak bergerak yang memiliki bentuk, luasan dapat di lihat, diraba dan di rasa, seperti dinding, langit-langit dan lantai.

Ibu Yuliati Suharso (50th), Konsultan Arsitektur, baginya tempat mengeksplorasi gagasan dan imajinasi harus memenuhi beberapa persyaratan yang mampu membuatnya bergairah, antara lain; penghawaan dan pencahayaan memadai baik artifisial maupun alami, sehingga dia bisa bekerja siang ataupun malam. Ruang tidak berdebu, dimensi ruang tidak terlalu besar untuk membantu focus pada kreasinya, maximum 10 kali modul gerak manusia, dan tidak ada kaca.

Feriadi Cholik, Pemprov Sumsel, menuturkan bahwa untuk merangsang imajinasinya di ruangan, diperlukan ruang yang cukup dekoratif dan warna-warna harmonis dinamis. Penggunaan material terdiri dari beberapa jenis, sehingga tidak menimbulkan kebosanan. Aliran udara yang maksimal sehingga terdapat kesejukan untuk memperoleh kenikmatan fisik yang pada akhirnya berhubungan pula dengan kreatifitaas berfikir.

Saat saya menanyakan arsitektur ruang bercinta pada Ibu Nana (45th), Free Lance Architect, dia memiliki diskripsi yang unik dalam merangsang gairahnya untuk berimajinasi produktif,
“ Biasanya kalo saya mentok, blank saat kerja, saya break dan masuk restroom. Kadang hanya duduk di closet dan sering ide-ide segar bermunculan. Fungsi arsitektur buat saya diruang ini ya sekedar membuat saya lebih comfort, suasana yang menyamankan mata dan rasa. Akan lebih nyaman dan imajinatif lagi bila ruangannya bernuansa material alami, rapi dan minimalis.”
”Jadi kalo mbak Nana di cari di mana-mana gak ada, pasti lagi di restroom ya mbak? Ha..ha..ha,” saya tertawa geli mendengar penuturannya yang unik tapi menarik.

Sepertinya tidak banyak teman leadaer yang dapat terangsang imajinasinya di restroom, tapi saya menemukan beberapa leader yang memang muncul inspirasinya pada saat kegiatan sangat private ini berlangsung.


Semi Fix Feature space

Adalah segala sesuatu yang dapat bergerak atau di pindahkan di dalam ruangan yang mampu menstimulus imajinasi maupun gairah dalam bercinta.

Untuk benda-benda penunjang yang tidak bergerak, yang mampu menambah imajinasinya, ibu Yuliati mensyaratkan ruangan tersebut tidak terlalu banyak barang, kecuali benda-benda yang berhubungan dengan gagasannya, tertata rapi serta tidak berantakan.

Ibu Nana lebih menyukai gericik air, pena, notebook dan comfy sofa sangat membantu. Karena biasanya ide yang keluar seperti angin, juga hilang seperti angin, jadi harus dibuat catatan ide sekaligus di dalam ruang tersebut.

Yoko Setiyoko, Arsitek, butuh ruang yang tenang, tidak terganggu suara anak-anak & kendaraan, di iringi suara musik, sejuk (tidak terlalu panas apabila menggunakan penghawaan alami), tidak terlalu banyak unsur dekoratif, jadi ruangan terkesan steril, karena baginya suasana steril umumnya bisa membuat fokus dan terkonsentrasi.


Informal Space

Adalah ruang pribadi (personal space), berbentuk imaginer yang apabila di langgar wilayahnya akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman, sehingga bisa jadi kreatirfitas dan produktifitasnya akan menurun. Ruang ini berbeda pada setiap orang. Stress adalah pemancing gairah tertinggi bagi Ibu Yuliati, karena semakin stress dia semakin produktif. Ketika stress dia butuh sendiri dan tidak mau diganggu.
”Tapi aku menyukai ruang-ruang yang hening untuk menemukan gagasan.”

Bamby Cahyadi dan Weni Suryandari, Penulis, ide-ide mereka dapat terangsang sehingga mengalir dengan deras, pada situasi yang sangat tertekan/depresi, kecemasan atas kematian, atau sedang sedih dan marah. Saat hati sedang tenang, justru tidak ada gairah, sehingga tidak banyak cerpen yang dihasilkannya.
”Aku suka warna malam, saat menjelang tengah malam biasanya ide meluncur begitu saja”, kata Bamby.
Begitu juga Weni, penuangan imajinasinya lebih sering terjadi di malam hari sampai dini hari, suasana sepi membuatnya sangat produktif.
Menurut Amral Imran (40th), Arsitek yang bekerja di sebuah konsultan arsitektur di
Honkong, rangsangan bisa muncul di mana saja, tidak masalah di tengah keramaian atau tidak. Semua ide awal cuma diolah dan disimpan dalam kepala, kemudian yang tersimpan tadi dituangkan ke dalam sketsa, lalu ke media digital. Saat penuangan ide inilah beliau membutuhkan ruang yang simple, putih, dan terang. Waktunya adalah saat sepi di malam hari, karena sebagai arsitek, dia tidak suka disainnya dipengaruhi oleh suasana arsitektur yang terlihat sekelilingnya.

Sedangkan Herman (43th), Event Organizer, menjelaskan, pekerjaannya tidak membutuhkan batasan ruang. Ide kreative antara dia, klien dan timnya di tambah aksesoris time schedule pada akhirnya menghasilkan multi orgasme konsep dan menghasilkan produksi event yang luar biasa.

Dari beberapa penjelasan teman leader diatas, secara fisik yang di butuhkan untuk Ruang bercinta adalah tempat yang tidak terlalu luas, agar dapat berkonsentrasi dan lebih fokus pada proses bercinta yang di lakukannya. Untuk Fixed feature space, ukuran ruang berkisar antara 18 inci – 4 kaki (Edward T. Hall). Pencahayaan dan Penghawaan yang cukup maksimal, warna cenderung pada warna-warna sejuk, mulai dari putih, hijau, dan cream, walau ada yang menyukai gelap untuk menambah konsentrasi dan fokus. Semi Fixed feature space yang di perlukan untuk menambah rangsangan adalah, unsur-unsur dekoratif atau benda-benda yang berhubungan dengan gagasan atau produk yang akan di hasilkan, namun tidak perlu terlalu banyak, agar ruang lebih steril. Musik yang mengalun lembut, gemericik air, juga bisa merangsang imajinasi para teman leader. Sedangkan Informal Space atau ruang personal untuk menstimulasi efek psikologis otak, agar dapat memancing imajinasi bercinta, tidak membutuhkan ukuran ruang tertentu. Justru kadang tempat yang menimbulkan perasaan tertekan, gelisah, marah bahkan depresi dapat merangsang gairah para teman leadaer untuk bereproduksi dengan kreatif dan menggairahkan. Malam hari selalu menjadi pilihan kebanyakan para teman leader untuk bercinta dan menghasilkan produk kreatifnya.

Baiklah para leader, demikianlah penuturan singkat mengenai Arsitektur Ruang Bercinta bagi leader, silahkan mencari ruang bercinta yang paling tepat bagi anda, bila ingin share mengenai pengalaman anda bisa e-mail ke putri_syd@yahoo.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar