Kamis, 10 November 2011

Kehamilan dan Melahirkan di Usia 42 tahun

Hamil


Pada saat  test peg menyatakan, aku positif hamil di usia aku yang ke 41 tahun, tepatnya di bulan Pebruari 2011, ada yang bertanya, kebobolan kah atau sudah di rencanakan sebelumnya? Jawabannya tidak dua-duanya, aku hanya ingin punya anak lagi.

Anakku sudah dua dan laki-laki semua, tapi tidak berarti aku ingin tambah anak perempuan. Aku cuma ingin anakku lebih dari dua....hehehe, pasti pada heran, di tengah gencarnya gerakan keluarga berencana dengan program dua anak cukup, aku tidak peduli. Dalam bayanganku, anak banyak lebih ramai dan lebih bahagia, terutama setelah mereka dewasa nanti. Seperti yang di alami mertua ku yang memiliki 8 anak. Pada saat mereka pulang kampung di Hari Raya Idul Fitri sangat terasa keramaian dan kegembiraan keluarga besar itu.

Banyak teman-teman yang terkejut dengan keberanianku hamil lagi di usia senja. Bahkan dokter umum di sebuah klinik secara spontan mengatakan, " Wah ibu berani ya, usia ibu sudah termasuk usia rawan untuk kehamilan."

Pernyataannya justru membuat aku terkejut, seorang dokter kenapa berkata seperti itu? Aku ingat, ibuku dulu 30 tahun yang lalu, di usia 40 th melahirkan adikku, dengan jarak 11 tahun umurnya dengan aku. Beliau melahirkan normal dan tidak kekurangan sesuatu apapun. Bahkan dalam kisah Nabi Ibrahim AS, istrinya Siti Sarah melahirkan pada usia 90 tahun, tidak bermasalah. Mengapa seorang dokter dengan teknologi canggih seperti sekarang ini, masih meragukan dan menganggap usia menjadi problem dan masalah dalam kehamilan seorang wanita?

Bulan demi bulan kehamilan aku lalui, sampai dengan usia kehamilan 20 minggu, tidak banyak masalah yang aku alami. Paling banyak adalah kelelahan di jalan, karena jarak kantor dengan rumah yang sangat jauh yaitu dari Tebet - Ciledug yang umumnya di tempuh dalam kurun waktu 1 - 1,5 jam. Tapi sejak jalan casablanca di buat jalur fly over non toll, jarak tempuh itu menjadi lebih besar, kemacetan yang di timbulkan karena pembangunan jalan itu, bisa membuat waktu tempuh menjadi 2 - 2,5 jam sekali berangkat, atau 4 - 5 jam pulang pergi. Bayangkan bagaimana lelahnya duduk di dalam mobil selama itu dengan perut yang semakin membesar.


Pada kehamilan 26 minggu ternyata badanku tidak mampu menahan beban kelelahan itu, disamping aku  juga nekat melakukan puasa di bulan Ramadhan. Maka aku mengalami kontraksi dini, sehingga aku harus di rawat dan bed rest di rumah sakit selama, 1 minggu. Selama bed rest aku diberi cairan anti kontraksi, juga di larang untuk melakukan puasa. Apa boleh buat, pada dasarnya memang ibu hamil mendapat keringanan untuk boleh tidak berpuasa dengan membayar Fidyah. Kalau di kehamilan anak ke-2 aku mampu melaksanakan puasa Ramadhan secara penuh, ternyata kali ini aku hanya sanggup bertahan 1 minggu. Mungkin itu salah satu pengaruh usia ya? Baru aku bisa mengerti alasan mengapa hamil di atas usia 40 di anggap beresiko, karena ternyata  memang kondisi tubuh sudah mulai banyak yang menurun tidak sekuat sebelumnya. Tapi alhamdulilalh kondisi bayi tetap sehat dan detak jantungnya sangat kuat.

Paska kehamilan 28 minggu, ternyata tanda-tanda kelelahan mulai sering menimpa aku, dalam seminggu aku pasti tidak masuk kerja satu hari. Pada saat kelelahan, perut rasanya seperti di tarik dan sulit sekali untuk di buat rileks. Istirahat satu hari di rumah kadang baru cukup untuk mengurangi rasa sakit dan kesulitan untuk rileks. Paling sering yang aku alami adalah buang air besar dan kecil. Umumnya orang hamil mengalami sembelit, justru berbeda dengan aku, dalam sehari aku bisa mengalami bab lebih dari 3 kali, terutama di malam hari. Hal ini juga yg membuat timbangan bandanku sulit untuk bertambah. Aku kadang khawatir, bayiku kekurangan nutrisi, karena seringnya bab dan bak, tapi ternyata bayiku tumbuh dengan baik dan stabil.

Usia kehamilan 38 minggu aku memutuskan untuk cuti dari pekerjaan aku. Aku ingin konsetrasi ke kehamilanku dan persiapan menyambut kehadiran sang bayi. Tapi alasan lain adalah, aku sudah semakin tak sanggup menahan kelelehan setiap harinya, seiring dengan semakin membesarnya kandunganku. Dari pada hanya bisa kerja dua kali seminggu, lebih baik aku cuti, sehingga tidak mengganggu aktivitas rutin di kampus.

Melahirkan


Di usia kehamilan 39 minggu, aku sering sekali mengalami kontraksi palsu (braxton hicks). Setiap malam, bisa terjadi 5 kali kontraksi, tapi akan berhenti bila di beri segelas air putih ditambah madu atau berhenti di pagi hari sampai dengan sore.Menurut kedokteran, peristiwa itu cukup baik, karena mampu melunakkan rahim, sehingga persalinan bisa lebih cepat dan mudah.


Di usai kehamilan 40 minggu, tepat tanggal 3 Nov 2011 di hari ulang tahun perkawinanku yang ke 15, aku mengalami fleks atau pendarahan yang biasa disebut gejala kelahiran, segera aku berkunjung ke rumah sakit untuk cek bukaan kehamilan. Ternyata baru bukaan satu, sehingga aku boleh pulang dulu dan di anjurkan kembali sore hari. Prediksi aku akan melahirkan sore sampai malam hari. Hmmm...kami berharap dia bisa lahir hari ini, agar sama dengan hari ulang tahun perkawinan kami. Sore hari aku kembali kerumah sakit, tapi ternyata baru bukaan 2-3, sehingga di tunggu sampai malam. Sampai malam pembukaan ternyata tidak berjalan dengan lancar, dalam waktu 6 jam hanya terjadi pembukaan sebesar 1 cm. Dokter mulai memberi aba-aba untuk melakukan induksi, agar bisa lebih cepat. Umumnya anak ke 3 bisa lebih cepat terjadi pembukaan, begitu menurut dokter ku. 


Ini dia yang sangat menggangguku, aku trauma melahirkan dengan induksi sewaktu kelahiran anak ke 2 aku. Karena waktu itu usia kandungan sudah lebih dari 9 bulan 10 hari, aku harus melakukan proses induksi dari bukaan pertama. Sewaktu kelahiran anak pertama, aku mengalami sangat banyak kemudahan, sehingga ku pikir, kelahiran anak ke-2 dengan induksi bukan masalah besar. Tapi ternyata, selama 5 jam di induksi, aku mengalami sakit yang luar biasa, lebih sakit di bandingkan kontraksi normal. Sehingga sempat aku minta di buka infus induksinya dan menunggu kelahiran secara alami, saking aku sudah tidak tahan sakitnya. Tapi ternyata itu adalah penghujung dari rasa sakit bukaan ke 10, segera setelah aku minta induksi di hentikan,seketika itu juga aku di bawa ke kamar bersalin, dan dalam waktu tidak sampai 10 menit anak ke-2 ku lahir. Sejak itu aku kapok tidak mau di induksi lagi.


Kembali ke peristiwa yang baru lalu. Jam 11 malam dokter meminta bidan untuk melakukan induksi, karena bukaanku baru 4cm setelah lebih dari 12 jam. Aku menolak keras dan meminta menunggu sampai besok pagi. Dokterpun setuju, bila besok jam 6 pagi belum bertambah lebih dari 6cm, dia minta segera induksi. Semalaman aku tidak tidur, aku berjalan bolak balik di dalam kamar perawatanku, sambil berharap kontraksi semakin kuat, dan bukaan semakin besar. Memang kontraksi semakin kuat, dan darah serta lendir dari jalan lahir juga lebih banyak keluar. Tapi pada saat pemeriksaan jam 5 pagi, ternyata pembukaan baru bertambah 1 cm lagi. Aku mencoba meminta alternatif lain, selain induksi apakah adalagi yang bisa di lakukan untuk mempercepat kontraksi?


Pada jam 8 pagi, dokter memberikan alternatif untuk memecah ketuban lebih awal, agar kontraksi terjadi lebih cepat. Aku setuju, karena menghindari induksi. Tapi, entah apa yang terjadi dengan bayiku, setelah ketuban di pecahkan, dia tidak juga kontraksi, malah lebih pelan dari sebelumnya. Akhirnya permintaan dokter kebidananku sudah tidak bisa di tawar lagi, aku harus di induksi pada pukul 9.30 wib. 


Sulit buat aku untuk segera memutuskan, aku minta untuk di beri waktu berfikir dan menyiapkan mental dari trauma yang pernah ku alami. Dokter mengatakan, bila sampai jam 12.00 siang aku belum juga melahirkan, secsio adalah upaya terakhir. Aku hampir saja memutuskan untuk sectio, tapi dokter bertahan dan menurutnya aku masih mampu untuk melahirkan normal, " Ibu sudah anak ke- 3, percaya sama saya seperti ceplok telur, paling gak sampai 2 jam sudah lahir, kurang dari 1 jam lah. Paling di induksi tidak sampai 20 tetes!" begitu katanya meyakinkan aku.


Aku minta untuk berduaan dengan suamiku. Disitu perannya cukup besar dalam mensupport aku, untuk mau di induksi, "Ma, jangan dipikir induksinya, pikirkan gimana caranya dedeknya segera keluar, kasian kan kalo kelamaan. Di coba dulu induksi, nanti kalo mama gak tahan ya baru sesar!"


Aku jadi tersadar, selama ini aku kok cuma mikir diri sendiri, gak mikir bayiku. Betul juga suamiku yang penting anaku segera keluar, tidak perlu di tunda-tunda lagi. Akhirnya dengan merubah pola fikir tidak lagi ke diriku sendiri, aku setuju di induksi, ya....ini demi anakku. Suamiku setuju menemaniku di ruang bersalin, dan bersedia menemaniku dalam proses induksi.


Yah seperti bisa di duga, awalnya memang tidak terlalu sakit, tapi semakin lama semakin bertambah hebat, aku menahannya dengan cara berdiri, berjalan dan tiduran. Setiap kontraksi terjadi, suamiku aku jadikan sasaran cubitanku, hehehe,......seluruh badan biru-biru mungkin, soalnya semakin kuat kontraksinya, semakin kuat juga cubitanku (hihihihi....kenapa sekarang jadi geli sendiri ya?)


Kebetulan sekali, ibuku datang pas aku sedang mengalami kontraksi hebat, beliau memberikan air putih yang berisi doa restunya, agar jalan lahirku cepat terbuka. Pada jam 10.00 aku sudah tidak sanggup lagi menahan kontraksi, seluruh saluran pembuangan di bawah sepertinya mengeluarkan segala yg bisa di keluarkan. Kembali seperti 10 tahun yang lalu, aku sudah berteriak tidak tahan lagi dan meminta menghentikan induksinya. 


Suamiku berinisiatif memanggil dokter, dia tau aku bukan orang yang cengeng dan mudah merasakan sakit, kalau aku sudah menyerah, berarti dokter harus segera melihat, tindakan apa yang harus di ambil. Dokter memintaku bertahan, untuk memeriksa perkembangan proses kelahiran bayiku. Akhirnya dia bilang ternyata semua sudah terbuka sempurna dan aku harus siap untuk mengejan.


Alangkah lega aku karena perjuanganku sudah mendekati ujung, tapi masalahnya aku lupa bagaimana caranya mengejan, maklum saking sakitnya proses teraakhir tadi, aku cuman bisa berteriak kesakitan. Dokter dengan sabar mengajariku proses mengejan, sebelum mulai mengejan yg sesungguhnya kami mencoba berlatih dulu beberapa kali. Akhirnya tidak sampai 15 menit, tepat jam 10.15wib, bayiku terdengar menangis dia telah lahir dengan selamat.... Tapi ada sedikit masalah lagi ternyata anakku terlilit usus, walaupun hanya satu lilitan. Rupanya itulah yang membuat dia sulit untuk lahir dengan mudah.


Ajaibnya, semua rasa sakit hilang lenyap, berganti rasa syukur dan bahagia melihat kelahirannya. 


Baru pertama kali itu juga, suamiku menyaksikan anaknya muncul dari dalam rahim. Tak mampu di katakan rasa syukur dan bahagai ini, dia hanya menangis dalam sujud syukurnya kepada Allah, karena telah melihat perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya dan melihat sang anak berjuang keluar dari dalam rahim ibunya dan semuanya benar-benar luar biasa.


Satu catatan yang penting juga, pada saat menahan sakit yang luar biasa, mengucap Alhamdulillah ternyata lebih meredakan di bandingkan Astagfirullah. Aku mengucap Alhamdullilah setiap merasakan sakit kontraksi karena dengan sakit ini aku bersyukur, insyaallah bayiku akan semakin dekat pada kelahirannya. Allah juga sangat luar biasa dalam memberikan obat bagi rasa sakit  akibat kontraksi, kelahiran dan tangis bayi secara ajaib menyembuhkan semua rasa sakit yang tak terhingga, menjadi benar-benar hilang lenyap. Bahkan infus induksi yang masih menempel di pergelangan tanganku, sudah tidak berarti apapun setelah kelahiran. Tak ada lagi ada rasa mulas yg di akibatkan tetesan induksinya. Allahu Akbar.


Anakku Rafaeyza Dantricozy, lahir dengan BB 3100gr, panjang 52 cm tanggal 4 November 2011, jam 10,15 wib, dengan bantuan dr Yanto di Rs Tebet. Aku melahirkan umur 42 th lebih 5 bln. Terimakasih dokter atas support yg dikau berikan kepada kami.







Rabu, 01 Juni 2011

Awas Predator Finansial

2. Kisah Noery
Salah satu petikan kisah dari buku Awas Predator Online
ISBN 978-979-29-1514-3
Penulis Putri Suryandari
Penerbit Andi Publisher 2010
www.andipublisher.com

Setelah bercerai dengan suaminya, karena KDRT, Noery (37) mendaftarkan diri di situs penjarian jodoh Muslim Matrimonial. Noery mencoba peruntungan untuk mencari calon suami dari mancanegara. Bagi dia situs itu cukup aman, karena menggunakan bendera agama.

Setelah satu bulan, cukup banyak orang-orang yang mengajak berkenalan, untuk di lanjutkan ke hubungan yang lebih serius. Tapi Noery tertarik dengan seorang Arsitek bernama Rudolf Smith, seorang berkebangsaan Inggris yang bekerja di Dubai.

Awalnya Smith memperkenalkan diri sebagai seorang duda, satu anak. Smith mencari seorang istri yang muslim, karena dia walau berkebangsaan Inggris, ibunya memeluk agama Islam.

Smith menjalankan sendiri perusahaan konstruksinya di Dubai yang dalam waktu satu bulan lagi sudah selesai kontrak pekerjaannya. Sebelum pulang ke Inggris, dia ingin bertemu dengan Noery di Indonesia dan kalau bisa ingin menikah dan berbulan madu di Indonesia.

Betapa bahagianya Noery, dalam waktu satu bulan lagi dia akan melepaskan status jandanya, menikah dengan seorang pengusaha jasa kontstruksi dari Inggris. Seluruh keluarga telah di beri kabar, bahwa kemungkinan sebulan lagi akan ada pernikahan antara dia dengan Rudolf Smith.

Seminggu menjelang kedatangan, Smith dan Noery dengan intens melakukan komunikasi melalui e-mail. Entah kenapa Smith tidak menyukai komunikasi melalui media chating room. Kemudian pada hari terakhir karyawan terakhirnya berangkat meninggalkan Dubai, Smith masih memberikan report tentang dimana dirinya.

Noery mulai menemukan kejanggalan, sewaktu Smith menanyakan hotel yang terdekat dengan rumannya. Tapi Smith tidak minta di jemput pada saat kedatangannya nanti di bandara. Bahkan pada saat Noery meminta fotonya yang lebih jelas, pakaian yang di kenakan pada saat datang nanti, Smith seakan-akan tidak membacanya dan tidak memberi respon.

Seminggu berlalu, Smith hilang tidak ada berita. Bahkan handphonenya pun tidak dapat di hubungi. Noery mulai gelisah, apakah ada seseuatu terjadi dengannya. Kemudian setelah sepuluh hari, e-mail Smithpun muncul. Pria itu memberitakan bahwa dia ada kasus di Dubai. Dia mengalami kecelakaan, mobilnya menabrak seseorang penduduk sana dan harus berhubungan dengan kepolisian setempat. Semua indentitasnya di sita, bahkan dia tak dapat menggunakan ATMnya. Smith meminta bantuan Noery untuk di kirimi 2000 dolar agar dia bisa bebas dari sana, berjumpa dan memenuhi semua impian mereka.

Alaram Noery pada saat itu berbunyi, dia tidak serta merta memenuhi keinginan Smith, walaupun hatinya sudah menjerit untuk dapat segera bertemu. Noery segera mencari informasi melalui internet mengenai keberadaan pria itu. Akhirnya Noery mendapat e-mail dari seorang wanita di Solo, dia mengatakan bahwa Smith penipu, jangan kirimkan apapun untuk mendapatkan impian semu itu.

Ida wanita dari Solo itu berkata, dua bulan yang lalu dia baru mengirimkan uang sejumlah 20 juta rupiah ke rekening seseorang atas perintah laki-laki itu. Laki-laki itu berjanji menikahinya setelah projeknya yang bernilai 1 trilyun rupiah di Dubai selesai. Untuk memastikan kesungguhannya, dia mengirimkan mahar pernikahan senilai 1 milyard ke Ida di Solo. Namun karena ada masalah mengenai pengiriman barang itu di suatu negara, kirimin itu tertahan, pria itu mohon bantuan Ida untuk mengirimkan dulu uang 20 juta agar masalah di pelabuhan itu selesai. Dengan lugunya Ida mengirim uang itu, untuk kemudian tidak ada lagi kabar dari Smith. Sampai Ida membaca pertanyaan Noery di internet.

Setelah itu Noery tidak pernah lagi mempedulikan E-mail dari Smith yang terus menanyakan bantuan darinya. Sampai sebulan setelah kejadian itu Smith masih sering mengirim e-mail romantis dan mesra untuk Noery. Dia tak menyadari bahwa Noery telah mengetahui kedoknya.

Minggu, 29 Mei 2011

JEJAK NAFAS LEADER DALAM ARSITEKTUR


Para leader, dalam suatu perbincangan santai di sebuah café, tercetuslah diskusi hangat mengenai, apakah Arsitektur dapat merepresentasikan kepemimpinan. Diskusi ini sangat menarik, karena ternyata terlihat jelas jejak nafas pimpinan bangsa pada masanya dalam arsitektur yang muncul kala itu, dapat menjadi sebuah phenomena dimasa yang akan datang.

Kalau kita menilik kepada hakikat arsitektur, maka penjelasan yang muncul adalah, arsitektur hadir karena adanya kebijakan, tujuan, dan waktu. Sepanjang sejarah perkembangan dunia telah menunjukan bahwa para pemimpin Negara selalu meninggalkan jejak kepemimpinannya dalam wujud  arsitektur. Wujud ini bisa berbentuk bangunan atau monument, atau apapun yang secara implicit berusaha menunjukkan wibawa, kekuasaan ataupun tekanan pada seluruh elemen bangsa pada masanya.

Bicara mengenai pemimpin, para leader tentu tau bahwa elemen dasar kepemimpinan  adalah, Nyali, Energi dan Komunikasi. Ketiga elemen ini dapat di visualisasikan oleh sebuah symbol, yang mendatangkan inspirasi, kekuatan, kepercayaan dan pengaruh yang luas. Samaratungga dan Pramodawhardani dari dinasti Syailendra telah meninggalkan jejak kepempinan yang religius pada bangunan Borobudur dan sempat dikenal sebagai satu dari 7 keajaiban dunia. Bentuk dan konstruksi yang digunakan pada saat itu sangat di pengaruhi oleh kepercayaan Hindu-Budha.

Energi terbesar yang di bentangkan oleh Samaratungga dan Pramodawhardani adalah, menghadirkan unsur religius dalam kepemimpinannya. Nilai religi Hindu-Budha yang mendunia, baik dunia nyata maupun maya, sedikit banyak telah membantu dia untuk mengkomunikasikan setiap kebijakan yang dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat luas. Nyalinya juga sangat besar dalam menggunakan gunung sebagai core atau inti utama dari bangunan candi Borobudur yang termashur tersebut. Gambaran pemanfaatan gunung melukiskan bahwa kekuatan kepemimpinan terbesar yang digunakan pada masanya adalah memanfaatkan dukungan kuat dari alam, di gabungkan dengan kekuatan pikiran manusia.

Contoh lain adalah, setelah kemerdekaan Indonesia,  Ir. Soekarno merefleksikan nafas kepimpinan bangsa saat itu  dalam pengembangan bentuk bentuk arsitektur modern.  Soekarno adalah seorang arsitek dan juga politisi, konsep besarnya adalah,  “ Let us prove that we can also build the country like the Europeans and Americans do because we are equal.” Soekarno.

Gelora jiwa Soekarno sebagai pemimpin bangsa yang baru merdeka sangat ingin menunjukan ke ‘aku’an negaranya. Hampir semua bangunan selalu di tambah ‘embel-embel’ terbesar, atau bertinggi di Asia atau Asia Tenggara. Contohnya Monas, pada masanya di canangkan sebagai monument tertinggi se Asia Tenggara. Masjid istiglal juga di canangkan sebagai masjid terbesar se Asia Tenggara.

Bung Karno sangat menyukai kepada yang besar, perkasa, serta bersifat monumental. Monumen Nasional jelas menunjukkan prinsip BK tersebut, menara yang relatif polos, namun tinggi menjulang di satu openspace raksasa kawasan Gambir telah menjadi landmark bagi Jakarta, sejajar dengan landmark negara lain seperti Statue of Liberty, Eiffel, Sidney Opera House dll.

Sebagai seorang pemimpin, Soekarno sangat memberikan inspirasi pada bangsanya untuk menjadi yang terbesar, terkuat dan berani. Kiblatnya untuk tidak kalah dari Eropa dan Amerika sangat menggugah nurani bangsa pada saat itu.

Komentar yang muncul untuk tipe-tipe pimpinan jenis ini adalah, ‘dia jenius’, ‘dia memang beda’. Kedua contoh di atas bisa menggambarkan kualitas ekstra pemimpin yang untouchable. Kompetensinya dalam membuat terobosan, arah dan strategi membuat mereka menjadi berbeda dan disegani oleh orang lain. Pemimpin tipe ini adalah seseorang yang berkharisma dan mengagumkan, sehingga untouchable. Komentar kagum selalu akan muncul dan tak habis-habisnya dari para bawahan atau orang lain yang tersentuh oleh pesona kepemimpinannya.

Masa Soeharto menandai pencarian jatidiri arsitektur, dalam iklim ciptaan pemimpin yang mengajak rakyatnya menghargai nilai-nilai warisan leluhur dalam bentuk tradisi. Acuan dicari dari nilai di masa lalu yang masih dipakai masyarakatnya, bukan mengambil dari dunia Barat, yang modern, tapi asing. Namun dari segi ekonomi, cara kapitalistis dunia luar itu menjadi model pembangunan. Mencari dan menciptakan kembali asal-usul tidak mampu menutupi dualisme sikap pemimpin. Penduaan sikap ini tetap mewarnai Orde Baru dan mempengaruhi cendekiawan arsitekturalnya dalam mencari arsitektur Indonesia.

Lain lagi pengalaman seorang teman dari biro disain di Hongkong, dia menceritakan bahwa sekarang ini sedang hangat-hangatnya pembangunan ‘government building’ – high rise dikawasan yang terkenal dengan sebutan Tamar di Hongkong. Sepertinya ada ’ambisi’ pemerintah disana untuk meninggalkan jejak kepemimpinannya dengan project tersebut.  Namun proses panjang yang dilakukan oleh pemerintahnya adalah dengan melombakan gagasan ini ke seluruh lapisan masyarakat Disain Arsitketur dan pemerhati disain. Tujuannya jelas, membuat hasil karya ini sepertinya menjadi milik masyarakat, tanpa pernah melupakan penggagasnya pada saat itu.

            Model kepemimpinan tipe kedua ini lebih bersifat down to earth, artinya kepemimpinan model ini lebih mampu menggiring kelompok, menentukan arah, mengembangkan tim, mengangkat semangat komitmen dan mengoptimalkan talenta yang ada dalam kelompok. Inilah yang disebut kemampuan strategik.

Para leader, esensinya Arsitektur adalah wujud dari kegiatan manusia yang membutuhkan wadah atau fasilitas dalam bentuk ruang. Setiap leader membutuhkan ruang personal ataupun ruang publik untuk mengekspresikan kegiatan yang muncul dari ide serta kreatifitasnya sebagai manusia. Arsitektur sendiri selalu berkembang dari masa kemasa sesuai dengan perkembangan daya pikir manusia dan waktu. 
Setiap manusia memiliki jiwa leader dalam dirinya. Oleh karenanya setiap manusia bisa meninggalkan jejak dirinya dalam wujud arsitektur. Bentuk paling sederhana dalam mengekspresikan ke’aku’an para leader dalam arsitektur ada dalam rumah tinggalnya. Rumah tinggal seharusnya dapat mewakili karakter dari pemilikinya, ataupun status sosialnya. Keberhasilan arsitektur dalam merepresentasikan kepemimpinan seseorang akan tercapai bila tujuan dan maksud penggunanya tercapai, sesuai situasi, kondisi, serta kebijakan yang muncul waktu itu, entah itu ekonomi ataupun efisiensi, apapun bentuknya.

Penulis : Putri Suryandari,ST,M.Ars,
Dosen Jurusan Prodi Arsitektur, Universitas Budi Luhur
phone : 08176601231

Pengaruh Ruang Kerja Terhadap Kinerja Leader




Putri Suryandari, ST,M.Ars
Dosen Arsitektur Univ. Budi Luhur Jakarta dan
Pengamat Fengshui
E-mail : putri_syd@yahoo.computriraka@yahoo.com
                            
Seorang pemimpin perusahaan besar merasa cemas akan efek kerja berlebihan pada kesehatannya. Ditemukan ternyata kantornya terletak di Timur bangunan sebuah gedung perkantoran dan dia duduk menghadap Timur Laut. Posisi ini membuat dia terlalu aktif, ambisius dan bekerja terlalu keras. Setelah kantornya dipindah ke arah Barat Laut bangunan dan duduknya menghadap Tenggara, dia menjadi lebih cermat mendelegasikan pekerjaan dan lebih santai dalam menjalankan perusahaannya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia tergantung pada alam, serta  memiliki sebab akibat dengan lingkungan tempat tinggalnya atau dengan tempat dia menjalankan aktivitas hidupnya. Cerita tadi merupakan contoh kasus, bahwa energi manusia dipengaruhi tidak saja oleh faktor biologis dan psikis, tetapi juga oleh energi dari alam dan lingkungan terutama lingkungan buatan. Energi yang mempengaruhi manusia ini disebut dengan Elektromagnetik.
            Penataan Posisi ruang dan posisi duduk Anda, bila pengorganisasiannya tidak tepat akan mampu mempengaruhi kinerja Anda. Karena di dalam ruang kerja terdapat Elektromagnetik yang dapat mempengaruhi suasana hati, emosi, energi fisik dan kesehatan. Energi ini dapat saja melawan, menunjang atapun menetralisir kinerja, tergantung dari karater pribadi Anda.
             Energi Eektormagnetik (EE) terletak di 8 penjuru ruangan Anda. EE pada arah Selatan dilambangkan oleh Api, mewakili nafsu, pamor, sosialisasi serta sukses. Bila Anda berkarakter terlalu apatis kurang sosialisasi dan sulit untuk sukses, upayakan untuk berada di posisi duduk dan ruang di Selatan, karena wilayah ini bisa menetralisir dan meningkatkan kinerja. Tetapi bila Anda berkarakter sebaliknya, maka justru akan menghasilkan energi yang negatif. Contoh kecil terjadi pada seorang Kepala Laboratorium di Fakultas Ilmu Komunikasi. Dia mengeluh dengan karakternya yang semakin keras dan kaku, seakan tanpa kompromi terhadap tim maupun atasan. Kepribadian dasar yang dimilikinya adalah keras, disiplin serta sangat terbuka dalam mengemukakan pendapat dan juga aktif. Sehingga perkembangan karakternya saat itu sangat membuatnya merasa tidak nyaman dalam bekerja.  Kemudian setelah bersama-sama kita amati posisi ruangan dan arah dia duduk saat itu, ternyata dia berada pada posisi yang dipengaruhi oleh  EE Selatan yang lebih memupuk nafsu, dan pamor. Posisi yang semakin meningkatkan karakter dia, sehingga menimbulkan efek negatif. Maka akhirnya diputuskan untuk memindahkan posisi ruang dan posisi duduknya, berlawanan dengan posisinya saat itu. Yaitu menjadi di posisi EE Utara yang tenang, religius dan damai. Alhasil saat ini dia sudah lebih menyenangkan dalam tim, lebih sabar serta semakin produktif.
            EE di Utara melambangkan Air, mewakili spiritual, seks, ketenangan dan kedamaian, berlawanan dengan Selatan. Bila anda seorang yang jauh dari keteduhan jiwa, tidak tenang, dan secara spiritual rendah, berada pada posisi ini pada jam terbanyak dalam hidup anda, maka  anda akan terasa lebih stabil dan religius. Tetapi bila anda memiliki gairah seksual tinggi, sebaiknya tidak terlalu lama bekerja pada posisi ini.
            EE di Timur melambangkan Kayu, mewakili ambisi, dapet menggapai cita-cita dan aktifitas yang tinggi. Duduk di Timur dan menghadap ke Timur sangat baik untuk anda yang baru memulai karier maupun bisnis. Menunjuang awal karier dengan cepat dan pertumbuhan karier yang pesat. Namun kurang baik untuk yang sudah berada di posisi kerja yang aktif, karena akan memiliki efek kerja yang berlebihan.
            EE di Barat melambangkan Logam, mewakili kebahagian, kesenangan, kepuasaan penghasilan. Duduk di Barat sangat baik untuk anda yang merasa selalu kekurangan dan tidak puas dengan penghasilan saat ini. Duduk di Barat menghadap ke Timur akan membantu Anda menjadi lebih ambisius, aktif dan lebih bisa mewujudkan ide ke dalam kenyataan.
            Warna pada ruangan juga memiliki pengaruh yang sangat kuat pada aktifitas kerja. Produktifitas yang tinggi ataupun rendah memiliki penanganan yang berbeda dalam pemilihan warna. Untuk aktifitas kerja tinggi upayakan menggunakan warna-warna pastel dan corak yang lebih halus untuk mengurangi stress. Kalau energi dari warna2 pastel terlalu tenang, kurang menggairahkan untuk kerja produktif, gunakan warna2 yang lebih cerah dan menantang.
            EE Timur bersifat sibuk dan aktif,  bila anda menggunakan warna hijau gelap ataupun terang dengan garis vertikal di derah ini, akan sangat membantu mempertahankan suasana ini. Padukan warna biru dan atau hijau dengan cream dan warna off-white pada dinding polos ini, bila ingin membuat ruang ini lebih tenang.
            EE Tenggara bersifat halus dan lembut, warna-warna dasar dapat lebih memberi semangat pada ruang tersebut.
            EE Selatan memiliki sifat yang bersemangat tinggi dapat dipertahankan dengan ungu dalam nada sedang. Sentuhan hitam atau putih dapat memperhalus sedikit ruangan ini.
            Untuk atmosfer kerja yang lebih formal, wilayah Barat laut merupakan lingkungan yang lebih serius. Warna-warna seperti abu-abu, putih, dan marun  dengan sentuhan kuning, sert corak kotak-kotak juga cocok sangat disini.
            Atmosfer ideal untuk kantor adalah sibuk dan bersemangat, tetapi tidak menimbul kan stress. Ruang itu juga harus membantu anda gembira saat bekerja selama berjam-jam. Posisi yang ideal adalah duduk di lokasi yang paling strategis dan menyenangkan, dimana anda dapat melihat seluruh isi, ruangan, pintu maupun jendela.  Namun hindari duduk membelakangi pintu dan duduk tepat di samping pintu masuk. Karena energi elektromagnetik yang berasal dari luar ruangan, tanpa disadari akan terus menghujam, serta memotong energi elektromagnetik yang terdapat di dalam diri anda. Akibatnya secara psikologis maupun fisik anda akan terganggu.
            Barang – barang elektronik juga tanpa disadari bisa menurunkan  konsentrasi dan kelelahan. Karena barang elektronik selalu memancarkan gelombang energi yang dapat secara terus menerus mengaktifkan selalu saraf kerja anda. Maka hindari duduk berdekatan dengan barang elektronik dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang lama.
            Teman leader, bila anda memiliki permasalahan terhadap kinerja anda, dapat coba direnungkan, apakah tata ruang  telah sesuai dengan karakter anda.


             

DIBALIK AWAN HITAM SELALU ADA MATAHARI


by Putri Suryandari on Saturday, March 7, 2009 at 2:40pm

Musik mengalun lembut didalam mobil Honda Jazz metalik kesayanganku. Ku menyusuri jalan Melawai Raya yang padat, sambil sesekali melirik ke pengemudi mobil di samping kanan dan kiriku. Dua diantaranya wanita yang terlihat lelah namun tetap cantik. Hmm andai mereka masih single, mungkin bisa kuajak kencan malam ini, bisikan nakal di telingaku membuatku tersenyum sendiri.
Aku harus menjemput Prita, kekasih baruku, di kantornya. Sebenarnya kami dulu pernah pacaran, bahkan sempat hampir menikah. Fenomena facebook di internetlah yang membuat aku dan Prita bertemu lagi dan akhirnya kita pacaran lagi. Sudah dua bulan ini kita berkencan, setiap hari bertemu dan semakin hari semakin cinta. Ups Cinta? Kata yang fenomenal, tapi selalu asing buat aku.
”Hubungan kita enaknya namanya apa ya?” tanya Prita sebulan yang lalu, dua minggu paska reuni. Setelah selama seminggu penuh kita berkomunikasi intens melalui sms, telfon dan chating di internet.
”Oke Prit, ada beberapa tipe hubungan yang aku kenal. Teman saja, teman tapi mesra, open relationship, atau pacaran. Nah mau yang mana kita?”
”Kalo teman,.....hmmm, kayaknya lebih deh...he he he, gitu nggak Arjun?”
Aku hanya menyeringai mendengar Prita berusaha merejeck hubungan teman saja.
”Teman tapi mesra?....hmmm nggak ah, gak merasa memiliki kalo gitu. Kalo open relationship, itu gimana sih maksudnya Arjun?”
Aku geli melihat wajah cantiknya di tekuk menumpuk ditengah, sementara matanya berputar-putar, seolah berfikir keras.
”Open relationship itu, kita pacaran, tapi kita masih bebas berhubungan dengan orang lain. Di sini kita tidak membatasi hubungan masing-masing. Walaupun kamu pacaran sama aku, tapi kamu masih boleh berhubungan dengan yang lain. Begitu juga aku. Gitu Prit, gimana cocok dengan komitmen yang itu?”
”Aku pikir dulu ya Arjun, besok aku kabarin. Yuk sekarang makan, abis itu kita nonton...ya... ya ya?!
Tubuhnya yang padat berisi, melendot manja di lenganku. Dalam hati aku tersenyum geli, kita telah berhubungan begitu dekat, bahkan sangat dekat, nafas kita telah menyatu dalam deru detak jantung yang menggebu, namun belum kita tentukan bentuk hubungan kita. Tapi aku tidak perduli, yang penting aku dapat selalu bersamanya, dia sangat berarti, manjanya, perhatiannya dan sifat keibuannya membuat aku tak ingin lagi melepaskannya.
Malam ini, Prita akan mengatakan bentuk hubungan apa yang akan kita jalani, setelah sebulan dia menundanya.

***
Di sebuah perkantoran berlantai 20 yang berdiri dengan elegant di jalan Thamrin. Prita duduk didepan meja komputernya sambil merenung. Hatinya sangat gundah, sehingga tidak satu katapun tertulis di layar monitornya. Besok dia harus menyerahkan proposal pemekaran kantor baru yang sedang di prospeknya di Bali, ke dewan direksi. Sementara ia merasa otaknya buntu, tak dapat diajak untuk bekerja.
”Besok pagi lho, tolong kamu presentasikan rencana pemekaran kantor kita di Bali di depan dewan direksi, lengkap dengan budgetingnya!” begitu pesan pak Wijanarko tadi sebelum pulang.
”Beres pak, sudah siap semua datanya. Saya tinggal buat power pointnya!” begitu janji Prita, pada atasannya itu.
Tiba-tiba sambil mengernyitkan dahi dan dengan mimik serius, pak Wijanaroko bertanya pada Prita lagi,
”Bagaimana kabar suamimu, Prita? Kamu sepertinya tenang-tenang saja ditinggal jauh dinegeri orang. Hati-hati lo, bisa-bisa tidak pulang dia!” canda pak Wijanarko kemudian.
”Biar aja pak, mau pulang atau tidak, itu sudah tanggung jawab dia. Lumayan toh, saya juga bisa cari berondong disini, he...he...he. Salam buat bu Isye ya pak!” kata Prita membalas canda bosnya.
”Ok, jangan pulang terlalu malam. Cuaca sedang tidak bersahabat!” pesan bosnya sambil masuk ke dalam lift dan melambaikan tangan kearah Prita.
Waktu telah beranjak ke pukul 19.00 wib. Prita kembali dalam lamunananya. Sudah satu tahun mas Tedi suaminya berada di negara Jiran, untuk kuliah Doktor di sana. Rencananya, paling cepat tiga setengah tahun dia sudah bisa menyelesaikan studynya dan kembali ke tanah air.
Istimewanya Prita merasakan tidak ada sedikitpun kerinduan pada Tedi. Tidak seperti istri-istri orang lain yang resah dan gelisah bila mengingat sang suami yang bekerja di negara orang. Contoh, Lina teman sekantornya, hampir setiap hari menelfon suaminya yang bekerja di Hongkong. Sehabis menelfon, dia akan selalu berlari kekamar mandi dan menangis di sana.
Tetapi sesungguhnya, bukan itu yang membuatnya resah, yang membuatnya resah adalah sudah dua bulan ini dia berhubungan lagi dengan mantan kekasihnya, tepatnya mantan kekasih gelapnya. Pertemuan mereka betul-betul tidak disangka terjadi pada saat dia menyerjakan projek di Bali, setelah 9 tahun mereka berpisah.
Prita lalu memejamkan matanya dan mengeluh,
”Oh mas Arjun, kenapa ini harus terjadi lagi? Mengapa kamu harus muncul kembali? Apa sebenarnya yang sedang Tuhan rencanakan buat kita?” keluh Prita dalam hati.
Kali ini dia hanya dapat menyandarkan kepala di kursi kerjanya dan memandang jauh keluar jendela.
Prita tidak dapat memungkiri, bahwa setelah menikah dia merasakan hubungan yang hambar dengan suaminya. Walaupun selama 9 tahun ini, semua teman dan kerabat selalu memandang mereka sebagai pasangan ideal dan harmonis, hanya dia yang tau bahwa mereka berdua menyembunyikan kehampaan itu. Bukan karena tidak ada buah kasih diantara mereka, tapi mungkin kehampaan itu yang akhirnya membuat mereka tidak memiliki buah cinta.
”Mas Tedi subur, aku juga subur. Tapi aku selalu merasa hubungan cinta kita tidak ada gairah. Aku rasa itulah yang mencegah kita untuk memiliki anak, kita berdua seperti terjebak pada satu ikatan tanpa cinta.,”
Sesaat Prita tercekat dengan kata-kata terakhirnya sendiri,
”Cinta? Apa sebenarnya arti dari kata ini?” keluhnya di dalam hati.

Prita ingat betul, pernikahan mereka terjadi karena mereka telah berpacaran cukup lama, tujuh tahun. Tujuh tahun bukan waktu yang singkat untuk mereka saling mengenal, antar pribadi maupun keluarga dan relasi orang tua mereka. Tapi sebenarnya, satu tahun sebelum menikah, ia berkenalan dengan seorang pemuda yang sangat mempesonanya.
Prita memutar kembali pertemuannya dengan mas Arjun 10 tahun yang lalu, pada waktu kantor Prita menyelenggarakan sebuah acara di Jogja,
”Wanita selembut dan secantik kamu, sulit untuk di temui dalam keadaan belum memiliki pasangan. Pasti aku bakal patah hati kalau mengenalmu lebih lama.”
Itu kata-kata yang masih diingat Prita pada jumpa pertamanya dengan pemuda itu.
”Hati-hati mas, wajah kadang-kadang menipu. Wajah boleh lembut, kelakuan belum tentu mas. Jadi Mas Arjun jangan sampai tertipu dengan wajahku ya!” begitu godanya waktu itu.
Pemuda itu sangat bertolak belakang dengan Tedi. Kalau Tedi terkenal pintar, menarik dan agak play boy, maka pria ini sangan santun, berjiwa ke bapakan dan teduh. Prita tidak lelah dan khawatir bila berada didekatnya, karena dia bisa merasakan bahwa dia aman, dia terlindungi dan dia akan selalu di jaga olehnya. Berbeda dengan Tedi, sifatnya yang matakeranjang dan sangat ramah pada semua wanita, membuat dia lelah untuk menjaga perasaaannya dari rasa cemburu dan curiga.
Hampir saja Prita memutuskan pertunangan mereka dan menerima cinta mas Arjun, bila dia tidak segera mengetahui bahwa mas Arjun ternyata adalah kakak Tedi. Kakak Tedi dari ibu yang lain.
Selama tujuh tahun bersama Tedi, Prita tentu saja mengenal semua orang di rumah mereka. Dia juga tau bahwa ayah Tedi memiliki dua istri, ibu Tedi dan satu istri lagi tinggal di Jogjakarta. Tapi mana pernah dia di perkenalkan dengan ibu Tedi yang lain itu, karena Tedi tidak pernah mau mengenalkan mereka.
”Sepertinya tidak penting kamu mengenal mereka!” begitu Tedi dulu pernah berkata padanya.
Prita hanya tau, dengan wanita Jogja itu ayah Tedi memiliki satu anak laki-laki.
Pada waktu melakukan expanding market ke Jogja, disinilah Prita berjumpa dengan Arjun, salah seorang kliennya. Perkenalan itu kemudian dilanjutkan dengan saling mengirim e-mail dan chating di Internet. Akhirnya Prita diam-diam telah menjalin hubungan batin yang sangat dalam di belakang Tedi. Komunikasi dengan mas Arjun via media ciber itu telah makin menguatkan perasaan mereka. Prita seperti menemukan belahan jiwanya.
”Ini namanya hubungan dari hati ke hati Prita, aku kerap bisa merasakan apa yang kamu rasakan. Seperti juga kamu kerap kali bisa merasakan apa yang aku rasakan. Walaupun kita tidak bersama, tapi kita selalu merasa dekat.” begitu mas Arjun suatu kali pernah mengatakan itu padanya, ketika dia tiba-tiba merasakan sesuatu berubah pada Prita, walaupun Prita tidak mengatakan bahwa kala itu dia sedang tertimpa masalah.
Pritapun tidak menampik, dia juga pernah merasa begitu, bisa merasakan bila Arjun sedang dalam kesulitan atau kesedihan.
Sayangnya hubungan itu harus berakhir karena ibu Tedi memergoki mereka di Jogja. Memang setiap bulan ibu Tedi selalu mengunjungi madunya untuk bersilaturahmi dan berbagi cerita. Waktu itu Ibu Arjun bercerita kepada ibu Tedi, bahwa Arjun sudah memiliki teman dekat yang sepertinya sudah sangat cocok.
”Arjun sepertinya nggak lama lagi mau nyusul Tedi ya Jeng?”
Prita masih ingat kata-kata ibu mertuanya waktu itu yang sempat dia dengar di sebelah ruang tamu, di rumah Arjun.
”Ya sepertinya begitu jeng. Gadis itu dari Jakarta, tapi sangat halus dan lembut. Mereka bekerja di bawah perusahaan yang sama, hanya bedanya Prita di kantor pusat Jakarta, Arjun kepala cabang disini.”
”Mereka berdua sekarang baru ada di belakang, habis dari alun-alun. Mari aku kenalkan!”
Prita memang tidak melihat kedatangan ibu Tedi, dia hanya tau melalui Arjun bahwa ada kerabatnya yang berkunjung pagi tadi.
Tentu dapat dibayangkan bagaimana terkejutnya mereka begitu keduanya saling berhadapan, Prita dan calon ibu mertuanya.
Sejak pertemuan itu, mas Arjun menghilang dan keluarga Tedi tiba-tiba memutuskan agar waktu pernikahan mereka di percepat. Ibu mertuanya berjanji tidak akan membongkar masalah itu, kalau Prita segera menentukan sikap untuk memilih menjaga nama baik keluarga mereka berdua.
Itu pulalah sebenarnya yang menjadi penyebab hubungannya tidak dapat berjalan harmonis dengan ibu mertuanya. Hal yang tidak pernah di ketahui oleh Tedi sebabnya.
Prita sekali lagi menghela nafas panjang,
”Ya Tuhanku, tolonglah beri petunjukmu. Mau kubawa kemana hubungan ini? Dan akan kukemanakan pernikahanku?”
Pandangan Prita melayang jauh keluar, dari lantai 10 kantornya terlihat diseliling Jakarta lampu-lampu bersinar dan berkelip laksana bintang, laksana ribuan lenteran yang hangat, menghangatkan malam yang dingin. Sebentar lagi Arjun akan menjemputnya, untuk memutuskan akan dibawa kemana hubungan mereka.

***
Aku menjumpai Prita dengan wajahnya yang terlihat kusut dan bingung. Aku menyadari, tentu berkaitan dengan keputusan yang akan dia ambil terhadap hubungan kita. Aku harus membuat dia lebih mudah untuk memutuskan. Aku sudah menunggunya selama 10 tahun dan aku tak ingin melepaskannya lagi.
Seperti biasa, setelah mengenakan sabuk pengaman, duduk dengan nyaman di dalam mobil, aku menyalakan lagu-lagu romantis kesukaannya. Sejurus lamanya, aku tidak mendengar Prita mengeluarkan sepatah katapun, setelah ritual cipika cipiki tadi. Sepertinya aku yang harus memulai pembicaraan.
”Sebelum kamu memutuskan, bagaimana dan mau kemana hubungan kita ini, Prita. Ijinkan aku untuk terbuka dan menceritakan apa yang terjadi denganku, setelah aku bercerai dengan Rani!”
Kalimat pembuka pembicaraan mereka yang terdengar serius, sangat tidak terduga oleh Prita. Prita terkejut, karena biasanya Arjun lebih suka bercanda, kadang sampai Prita kejang perut kalau mendengar cerita lucu dari Arjun. Tapi Prita tidak menunjukkan keterkejutannya, malah dia sedikit menggoda Arjun,
”Loh bukankah seharusnya aku yang punya acara malam ini?” goda Prita.
Arjun hanya tersenyum dan setelah mengecup keningnya, laki-laki itu kemudian bercerita,
” Selama ini, setelah empat tahun aku menduda, aku sering kali bertemu teman kencan yang awalnya berkenalan dari chating room. Ada yang single, janda, bahkan istri orang. Setiap kencan, beberapa hanya bersalaman, di lanjutkan dengan makan malam. Sebagian besar langsung cipika – cipiki, begitu ketemu. Ada juga yang langsung cium bibir segala. Bahkan tak jarang kami juga melakukan making love di mobil ini, dalam keadaan mobil berjalan. Semua hanya terjadi dalam dua atau tiga pertemuan.”
Prita tercekat dan hanya mampu menelan ludah, sambil tetap pura-pura tidak perduli. Diam-diam dia baru mulai memperhatikan suasana di mobil itu, sedan dengan interior yang berwarna putih, musik selalu mengalun lembut, bau harum apple dan kaca yang luar biasa gelap. Memungkinkan sekali bagi dua manusia lawan jenis yang baru kenal, tergoda oleh imajinasi liar di ruangan sempit ini. Seperti yang kadang kala juga mereka berdua lakukan, Prita tersipu malu sendiri.
”Aku berbeda dengan Arjun sembilan tahun yang lalu Prita. Kamu tentu sudah melihat sosok lain dalam diriku, selama dua bulan ini. Aku tau, kamu sering terkejut melihat kelakuanku, tapi inilah aku sekarang.”
Arjun memutar mobilnya dan memasuki pekarangan sebuah hotel resort. Malam itu mereka akan makan malam di tepi laut, dengan sinar lilin di meja mereka.
Tapi malam itu Prita tak mampu menikmati keindahan laut dan taburan sinar lilin di sekitarnya. Prita tidak menyangka, Arjun telah berubah jadi seorang laki-laki yang sangat gila bercinta, dari seorang laki2 yang lembut dan kebapakan.
Sebagai seorang enterntainmen, profesi itu sangat melekat dan telah merubah karakternya. Arjun telah banyak melakukan petualangan dari satu wanita ke wanita lain sejak dia menduda.
”Dengan wanita kaya dan berpangkat aku akan melayani mereka, tak pernah aku keluar duit sepeserpun, tapi dengan wanita yang sederhana aku akan tampil sebagai laki-laki yang royal. Semua kulakukan untuk mendapatkan kenikmatan bercinta.”
Arjun menceritakan semua itu dengan dingin, tak sedikitpun ada penyesalan di wajahnya.
Prita akhirnya tak sanggup lagi menahan rasa yang menyesak di dadanya. Ditatapnya nanar wajah Arjun yang tampan dan selalu tersenyum itu. Dicarinya lagi wajah tenang yang menyejukkan yang dulu pernah dia miliki, tak di temuinya lagi, hanya ada wajah simpatik dan ramah.
”Arjun, kenapa baru sekarang kamu mengatakan ini? Apa yang terjadi denganmu? Apakah kesalahanku sembilan tahun yang lalu telah merubahmu menjadi begini?” tanya Prita.
Arjun memandang aliran ombak di laut, sambil sekali lagi bibirnya tersenyum,
”Aku tidak tau Prita, namun yang pasti, aku hanya merasa selalu ada kekosongan setelah bercinta. Puluhan wanita, kubercinta dengan mereka. Semakin aku mencari semakin hampa. Setelah aku berjumpa lagi denganmu. Aku tidak ingin kehilangan lagi. Inilah muara cintaku, inilah akhir dari pencarianku, aku harus berhenti sekarang, mencari cinta yang salah. Karena aku telah menemukan sesuatu yang pernah hilang.”
Suara debur ombak dilaut, memecah keheningan malam. Angin laut menerpa tubuh dua insan yang telah di pertemukan lagi setelah perpisahan yang menyedihkan sembilan tahun yang lalu.
Arjun merengkuh tubuh cantik Prita ke pelukannya, bulan dilangit turut menjadi saksi menyatunya debur jantung mereka dan menyatunya sebentuk hati yang pernah hilang.
Prita tidak perlu lagi memberi jawaban, karena mereka berdua sudah tau jawabannya. Di balik Awan hitam selalu masih ada matahari. Di balik kelamnya hati mereka salama ini, terselip cahaya yang siap bersinar.

Maret 2009

Cerpen Wanita Misterius di Chating Room




by Putri Suryandari on Sunday, January 18, 2009 at 7:19pm

Catyani : Disain Rumah Tinggal yang terbaru bagus tu!
Elang : Sudah kunjungan ke websiteku ya?
Catyani : Aku sudah lihat. Kadang kalo rindu sudah di dada, apapun yang
menuju dirimu akan kucari, he he he
Elang : Bohong,...ah!
Catyani : Kok bohong?
Elang : Diajak ketemuan gak pernah mau aja kok, bilang rindu!
Catyani : He he he......, jangan ngambek gitu dong Lang

Penggalan instant messege di internet dari seorang wanita misterius bernama Catyani di computer Elang, selama seminggu ini telah mengisi hari-harinya menjadi lebih cerah dan bergairah.
Elang adalah direktur utama perusahaan Konsultan Arsitektur dan Manajemen Konstruksi. Dia juga seorang bapak dari 2 anak laki-laki yang sudah duduk di sekolah dasar. Karirnya sangat sukses, perusahaan yang dirintisnya sejak era krismon sepuluh tahun yang lalu, telah maju dengan pesatnya.
Hanya satu hal yang saat ini menjadi satu kekurangan baginya, Larasati istrinya sudah enam bulan terbaring lemah dirumah sakit. Kanker hati telah membuat levernya hanya berfungsi sepuluh persen saja. Setiap pulang kerja Elang selalu menyempatkan diri mengunjungi istri tercintanya itu, sesibuk apapun pekerjaannya. Tetapi, setiap kali pulang kerumah, hatinya seperti teriris sembilu, manakala telah melihat kondisi istrinya yang semakin menurun.
Cling!!
Suara khas itu membuat jantung Elang berdebar keras, seketika di pandanginya monitor komputernya.

Catyani : Mikir apa sih Lang, kok lama jawabnya?
Elang : Lagi mikir bagaimana caranya menggiring burung pipit ke luar sarang nya
Catyani : Burungnya siapa Lang?
Elang : Ya burungnya pipit, yang susah diajak ketemuan........................
Catyani : Namanya juga burung, mana bisa diajak ketemuan...........
Elang : Iya ya bisanya juga ditangkap, trus masukin kandang, ha ha ha
Catyani : Ha ha ha, udah dulu ya, aku mau nerusin kerjaan nih
Elang : Oke deh, sampe besok ya, see u.

Senyum simpul masih menghias bibir Elang, walaupun wanita misterius itu telah menutup instant messegenya.
Elang tidak memungkiri, bahwa dia sangat tertarik pada Catyani, wajah maupun fisiknya, yang terlihat di photo sangat cantik, tetepi lebih menarik lagi cara dia berbicara dan berdiplomasi, sangat menyenangkan.
Tetapi bila dia teringat Larasati, sepertinya dia jadi malu dengan perasaannya ini. Istrinya sedang perjuang melawan maut, aku kok malah mengganggu wanita lain. Begitu perang batinnya akhir-akhir ini. Tetapi satu hal yang positif adalah, sejak berkenalan dengan Catyani di chating room, setiap kali menjenguk istrinya Elang selalu membawa senyum di wajahnya. Sehingga Larasati lebih lega melihat perubahan itu.

”Pa....,” begitu panggilan sayang Larasati padanya,
”Akhir-akhir ini wajah kamu lebih cerah. Sejujurnya, aku jadi ikut bahagia!” sambil berkata senyuman lemah terpancar di wajah Larasati.
”Ah mama,......bisa aja. Papa bahagia kalo lihat mama bisa tersenyum,” jawab Elang sembari mengecup kening istrinya.
Malam tadi, istrinya kembali mengomentari perubahan yang terjadi padanya. Elang berusaha mengalihkan perhatian istrinya, bila di lihatnya piring makan istrinya masih tersisa, elang kemudian bertanya,
”Bagaimana ma, makanan hari ini sudah bisa dimakan semuakah?”, tanya Elang dengan mesra.
Semenjak masuk kerumah sakit, semakin hari lever Larasati semakin sulit menerima makanan. Awalnya Larasati masih bisa makan nasi bubur, tetapi sekarang semua makanan harus di buat sehalus mungkin, karena levernya sudah tidak mampu menyerap makanan lagi.
Larasati mengangguk lemah,
”Bisa pa, tapi kalo terlalu banyak kakiku menjadi bengkak. Jadi sekarang porsinya dikurangi.”
Elangpung tersenyum lembut dan mengusap dahi istrinya,
”Ya udah, nggak apa yang penting kamu nggak kesakitan kan?” Kata Elang.
Sementara walaupun bibirnya tersenyum, hatinya kembali teriris bila melihat tangan dan kaki istrinya semakin mengecil.
Malam itu Elang pulang dengan hati yang semakin lelah dan pedih. Dokter tadi berkata padanya, Larasati hanya punya kemungkinan hidup satu minggu lagi. Disekitar hatinya sudah tumbuh tumor-tumor kecil dan itu berarti semakin sulit lagi dia nanti untuk bisa makan.

Sesampainya dirumah, setelah semua anak-anak tidur, Elang membuka internetnya.
Di ceknya semua e-mail yang masuk, sambil dia juga membuka yahoo messenger. Tidak ada satu orangpun yang online, yah sudah jam 11.30 malam, semua orang sudah pada tidur.
Tapi tiba-tiba,
Cling!!
Suara khas itu menggugahnya dan membuatnya terkejut,
Catyani : Hai, masih kerja nih?
Elang : Hai enggak sih. Kamu kok masih on?
Catyani : Aku lagi ngerjain lemburan, jadi masih bangun.
Eh besok sibuk nggak? Ketemuan yuk!
Elang sejenak terkejut dengan pertanyaan itu, sudah satu bulan diajak bertemu selalu menolak, mengapa tiba-tiba dia setuju.
Elang : Kok tiba-tiba mau ketemuan? Ada mimpi apa semalam?
Catyani : He he he, gak mimpi, cuma mau tanya disain aja. Boleh kan?
Elang : Buat kamu apa sih yang enggak?! Ok deal besok ya, pulang kerja.
Seketika gelap yang tadi menyelimuti wajahnya sirna. Sejuta tumpukan duka, mengigat kondisi istrinya sesaat tertutupi.
”Aku tidak sedang menghianatinya, aku hanya ingin kekuatan, untuk menghadapi ini semua”
Elang mencoba tidak terlalu menyalahkan dirinya, dia takut terlalu lelah untuk menghadapi ini sendiri. Dia takut terlihat tidak tegar didepan anak2nya. Kehadiran Catyani, walau di dunia maya benar-benar telah membuatnya lebih kuat dan menambah semangat hidupnya.

Saat-saat menjelang pertemuan itu membuatnya semakin berdebar. Dari kantor Elang sudah terbang sejak pukul 4.00 sore. Janji pertemuannya dengan Catyani jam 5.30. Wah jangan sampai perjumpaan pertama terlambat.
Menurut wanita itu, kantornya tidak terlalu jauh dengan tempat kencan mereka. Paling hanya 10 menit sampai. Sedangkan buat Elang, Mall itu malah lebih dekat dengan rumahnya.
Sesampai di tempat, Elang langsung menghubungi Catyani,
”Hai, aku sudah sampai, kamu dimana?” tanya Elang dari phone cellnya
”Udah sampai ya?...........aduh gimana ya Lang, klien aku baru aja dateng. Paling enggak satu jam lagi baru bisa keluar. Gimana nih?” suara Catyani terdengar sangat salah tingkah.
”Yah gimana dong?” tanya Elang lagi
”Keberatan nggak kalo nunggu setengah jam lagi?” suara gadis itu terdengar setengah memohon.
Elang tidak ada pilihan lain, sudah terlanjur basah. Menunggu satu bulan sudah di lakukannya, setengah jam apa ruginya.
”Ya udah, dari pada menjadi kerak karena penasaran, aku tunggu deh!” akhirnya keputusan itu muncul juga.
Sambil membuang bosan dan waktu, Elang berkeliling di setiap stand yang ada di Mall tersebut. Biasanya sewaktu Larasati sehat dahulu, dia paling malas menunggu istrinya belanja, bisa lebih dari dua jam istrinya berputar-putar tanpa membeli apapun.
”Harus di bandingkan dulu Pa, biar nggak nyesal kalo kita udah beli nanti!”
Begitu alasan Larasati kalo Elang mulai protes karena tidak jelas mau membeli apa. Senyum simpul tergambar di wajah lelaki usia 40an itu, mengingat istrinya.
Tiba-tiba Elang di kejutkan oleh suara handphonenya yang meraung-raung.
” Halo !” sahutnya segera.
”Lang aku sudah di lobby mall, kamu di mana?”
Dari seberang handphonnya terdengar suara manja Catyani. Sedikit tergagap Elang segera menjawab,
”Aku ada di stand komputer, kamu tunggu disitu ya, biar aku yang ke sana!”
Elang seperti terbang meninggalkan lantai 2 menuju lobby di lantai 1. Sesampainya disana, lobby terlihat ramai, supaya tidak bingung elang mencoba menghubungi catyani dengan phonecellnya.
”Kamu ada dimana nih? aku sudah di lobby!” tanya Elang, sambil matanya berkeliaran mencari wanita yang juga mengangkat handphone.
”Aku di depan cafe samping kiri pintu masuk!” jawab wanita itu.
”Oke, jangan matikan hanphone, biar aku bisa menemukan wanita yang akan aku kencani hari ini.........., hm yup aku sudah liat kamu, coba tanganmu melambai biar aku lebih yakin!”
Elang segera mematikan phonecellnya setelah melihat gadis itu melambai.
Hm, seperti yang ada di photo, gadis itu putih semampai, cantik dan selalu tersenyum, gumam Elang dalam hati.
Begitu mereka berhadapan, Elang seperti tidak mampu menahan diri untuk tidak memeluknya, tapi tatkala melihat Catyani tersenyum lebar dan dengan khas meledeknya, semua jadi sirna.
Pertemuan mereka mengalir dengan hangat dan seperti dugaannya gadis ini sangat menyenangkan dalam diskusi dan bercanda.

Seminggu berlalu, malam itu Elang dan kedua anaknya saling berpelukan. Mika si sulung menangis di dadanya, sementara Ferdi hanya diam tanpa kata. Dokter tadi sore telah benar-benar menjatuhkan vonis, mama mereka tercinta hanya punya waktu satu minggu bersama mereka.
Ya Tuhan, kuatkan aku untuk mereka anak-anakku, gumam Elang dalam hati. Di putuskan mulai besok, dia tidak akan berangkat kerja. Harinya akan di tumpahkan untuk Larasati, sampai detik Yang Maha Kuasa menjemputnya.
”Anak-anak, mulai hari ini kita habiskan waktu kita bersama mama di rumah sakit ya?” kata Elang diantara isak tangis anak-anaknya.
” Iya pa, Mika izin ya. Tidak masuk sekolah dulu. Mika tidak ingin meninggalkan mama sendiri di rumah sakit. Tapi pa, apakah sudah nggak ada alternatif lain? Mika belum rela mama pergi, ...............!” seru Mika sambil masih berada di pelukan papanya.
Elang rasakan tenggorokannya tercekat, tak mampu berkata-kata. Yah karena keputusan Larasati untuk masuk rumah sakit, adalah karena sudah tidak ada lagi jalur alternatif yang mampu mengatasinya. Larasati sendiripun tidak terlalu percaya dengan jalur pengobatan itu.
”Mika, jangan pernah berhenti berdoa sayang. Ini hanya perkiraan medis, Allah pasti punya kehendak lain. Kalian berdua berdoalah, jangan putus berdoa dan meminta padaNya. Doa anak yang sholeh pasti di dengar Allah!” kata Elang menenangkan kedua buah hatinya.
Hari-hari mereka akhirnya di lakukan di rumah sakit. Mereka tertawa, dan bercerita di kamar VIP rumah sakit yang di tempati Larasati. Kamar itu sudah menjadi rumah kedua buat mereka.
Sampai pada hari ke empat Larasati berkata ingin mengenalkan sahabatnya yang sekaligus guru les keramik Mika, kepada suaminya.
”Pa, nanti ada teman aku yang akan berkunjung. Dia sahabat aku di Jogja dulu, sekaligus guru les keramik Mika. Sudah tiga bulan ini Mika les dengan dia, tapi papa belum pernah kenal dia kan?!” kata Larasati kemarin
Elang hanya tersenyum dan berkata,
”Siapa ma namanya? Wah papa ketinggalan jaman ya ma, gak kenal temen mama yang gurunya Mika juga”
”Namanya Yani, dia sangat berarti buat mama. Aku harap apapun yang terjadi nanti, jangan putuskan hubungan silaturahmi keluarga kita dengannya ya Pa?!” kata Larasati .
Sewaktu mengakhiri kata-katanya, Elang seperti melihat pandangan misterius dari istrinya. Tapi dia tidak mampu menebak maksudnya.
Elang hanya tersenyum dan mengangguk. Kemudian mereka berdua menghabiskan waktu dengan bercerita tentang masa lalu mereka, saat pertemuan mereka dan akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Banyak kenangan indah yang telah mereka lalui bersama.
Tepat pukul satu, pintu kamar mereka diketuk. Sepertinya Yani teman Larasati memenuhi janjinya untuk berkunjung. Elang lantas menuju pintu dan membukanya. Alangkah terkejut dia manakala melihat sosok cantik yang berdiri di depannya, wanita yang sangat dikenalnya dan tanpa terasa telah mengisi mimpinya belakangan ini. Tapi sebelum dia bertanya, istrinya telah melihat kehadiran gadis didepan pintu itu.
”Hai Yani, masuk sini!” seru istrinya dengan nada gembira.
Yani itu Catyani, Elang menggumam dalam hati, bagaimana bisa begitu? Elang hanya termangu di depan pintu, tidak bisa berkata apapun, seribu tanya ada di kepalanya.
Sementara Catyani tanpa merasa bersalah langsung masuk kedalam, menemui sahabatnya dan memeluknya, dengan tak lupa menebar senyum manisnya.
”Yani, kenalkan suami aku. Mas ini Yani sahabat aku tercinta!” sambil mengenalkan, Larasati mempertemukan tangan kedua orang yang paling dia sayangi didunia ini untuk berkenalan.
”Hai Elang?” sapa Yani sambil tersenyum.
”Hai, tidak masuk kerja ya?” tanya Elang, sambil kemudian mengutuki pertanyaannya yang tidak pada tempatnya.
”Yani ini yang empunya perusahaan, masuk atau tidak terserah dia. Ya Yan?” kata Larasati berusaha mencairkan suasana yang agak kaku.
Kemudian Yani dan Laras bercerita bagaimana mereka bersahabat dulu, hingga terus bertahan sampai sekarang. Sampai akhirnya Yani mohon pamit dan berjanji akan kembali keesokan harinya.
Seperginya Yani, Larasati meminta suaminya untuk mendekat. Mengajukan permohonan bagi kebahagiaan anak2 dan suaminya kelak.
”Pa, aku tau bahwa waktuku sudah tidak lama. Ketahuilah, pertemuan papa dan Yani di chating room, memang aku yang atur. Aku ingin papa bisa dekat dengan Yani dan kalo setelah itu kalian berdua berkembang hubungan yang lain, aku iklas. Aku minta maaf tidak bisa menemanimu dan anak-anak sampai mereka dewasa. Tapi aku berharap, Yani bisa menggantikan aku, bisa membahagiakan kalian, sehingga aku lega kembali ke pangkuanNYA.”
Kemudian Larasati bercerita tentang kenapa Yani begitu berharga baginya. Sejak dulu mereka berteman, sahabatnya itu sudah tau mengenai penyakit yang di derita Laras. Bahkan pada saat dia putus asa terhadap hidupnya, Yani selalu membantunya untuk bangkit.
Wanita itu jugalah yang merekomendasikan Elang padanya. Dahulu pada saat Elang masih bekerja di developer, Yani adalah anak dari pemilik perusahaan itu. Yani sudah menyukai Elang dari pandangan pertama, tapi dia relakan lelaki itu untuk sahabatnya. Agar Laras tetap kuat menghadapi hidup. Yani juga berpesan pada Laras, agar Elang tidak perlu mengenalnya, karena dia tidak ingin terlihat bahwa telah mencintai Elang sejak dulu.
”Jadi aku tau, bahwa dia adalah orang yang tepat buat kamu, dan anak-anak.” kata Larasati akhirnya menutup wasiat terakhirnya.
Elang sangat terkejut mendengar penuturan istrinya,
”Ma, sadarlah, tidak baik melangkahi takdir. Batas umur hanya Tuhan yang menentukan, kita tak berhak melampauinya. Tolong cabut lagi kata-katamu tadi......” kata Elang setengah memohon pada istrinya.
Tapi wanita cantik yang wajahnya semakin pucat itu hanya tersenyum. Sampai malaikat yang baik hati menjemputnya, Larasati tetap tidak mau berkompromi dengan keinginannya itu, tidak mau mencabut kembali wasiatnya.
Senja memerah, menerangi sebuah tanah pemakaman yang masih basah . Elang dan kedua anaknya berjalan berangkulan, bersama seorang wanita ’misterius’ dari chating room yang telah di siapkan oleh istri dan mama mereka, untuk menyongsong masa depan yang bahagia.

Hilangnya Konsep Bentuk Rumah Tradisional Jawa

by Putri Suryandari on Saturday, November 29, 2008 at 3:35pm

Hilangnya Konsep Bentuk Rumah Tradisional Jawa di sebelah Barat kota Surakarta

Buah tangan dari perjalanan ke Solo untuk merayakan hari Raya Idul Fitri tahun 2008 ini, menyisakan kenang-kenangan mengenai potret perkembangan konsep bentuk Rumah Traditional Jawa, di sebelah barat kota Surakarta, khususnya wilayah kelurahan Jajar Solo.

Kerinduan untuk menikmati arsitektur rumah traditional Jawa di Solo nampaknya saat ini sudah sulit untuk di temui. Bila hampir seluruh bangunan publik dirancang dengan menampilkan facade traditional, tidak demikian halnya dengan konsep rumah tinggalnya.

Berbicara mengenai Konsep Bentuk (Form) dalam arsitektur, dikenal dengan ketentuan – ketentuan yang disusun berdasarkan pertimbangan dari berbagai faktor, antara lain faktor iklim, geografi, sosial, budaya maupun kepercayaan yang menghasilkan bentuk yang spesifik dan khusus.

Bentuk Dasar arsitektur rumah tradisional Jawa memiliki konsep, organisasi ruangnya memusat, menggunakan bentuk atap Joglo, Limasan, Doro Gepak, dan Pelana (Kampung). Sedangkan sesuai dengan kondisi iklim di Jawa Tengah khususnya Solo, tritisan yang dimiliki atap umumnya cukup panjang guna mengantisipasi hujan dan panas yang mudah berubah setiap tahun, serta banyak memiliki bukaan yang lebar untuk ventilasi baik dari jendela maupun dinding. Rumah traditional umumnya dibangun dengan menggunakan konstruksi kayu. Jenis kayu yang digunakan bervariasi dari kayu keras sampai dengan bambu. Rumah selalu terbuka tanpa pagar pembatas. Sehingga pekarangan rumah seseorang selalu juga menjadi pekarangan yang lainnya. Semua penghuni bisa berkumpul didepan rumah dan merasakan keakraban dengan para tetangga.

Perjalanan saya awali dari wilayah sekitar tempat kediaman mertua di Jalan Manggis III kel Jajar Solo. Penataan lingkungan yang menyangkut sarana jalan dan drainage tertata cukup baik, dengan lebar jalan yang ideal. Mengarah ke bentuk bangunan, sepanjang jalan Manggis III pemandangan bentuk rumah bervariasi yang di ilhami dengan bentuk-bentuk yang berkembang saat ini. (lihat panorama gambar 1)

Kerapian dan keasrian lingkungan, udara alam yang masih bersih dan segar, tidak diimbangi dengan sikap rumah yang membuka diri serta ramah dengan lingkungan. Melainkan disambut dengan karakter rumah tinggal yang angkuh dan kaku, dimulai dengan unsur penerima (entrance) yang tertutup oleh pagar tinggi dan keras. Wajah facade rumah yang sangat berbeda satu dengan yang lain karakter dan bentuknya, sangat menunjukan ego pemiliknya yang tidak ingin sama dengan lingkungan. Rumah seperti ingin menunjukan sayalah yang terindah dan terbaru.

Menuju ke Jalan Jambu Jajar Solo. Pemandangan yang di jumpai tidak jauh berbeda. Keheningan mewarnai lingkungan yang nyaman, asri dan udara yang bersih bebas polusi. Keheningan lebih menunjukkan kesepian lingkungan terhadap keguyuban warga yang sepertinya tidak pernah terjadi.
Lingkungan disini lebih heterogen. Selain rumah tinggal terdapat di wilayah ini sebuah pabrik tekstil dan beberapa rumah kantor. (lihat gambar panorama 2)

Penasaran dengan karakter rumah yang kaku dan arogan ini, saya sempat bertanya kepada warga setempat menyangkut keperdulian dengan tetangga. Cukup mengejutkan bahwa mereka pernah tidak tau kalau tetangga depan rumahnya masuk rumah sakit dan sempat di rawat beberapa hari. Lebih parahnya lagi, ada pula tetangga yang meninggal dunia, mereka baru tau setelah pemilik rumah membuka pagarnya lebar – lebar dan mengeluarkan kursi-kursi untuk layatan.

Dimana perginya keramahan warga Solo saat ini? Di sini di pintu gerbang kota Solo menuju Kartosuro, keramahan itu telah mengikis. Lantas bagaimana jadinya yang ada ditengah kota?

Harsrat Estetis Penciptaan Gedung DPR/MPR

by Putri Suryandari on Monday, February 2, 2009 at 11:47am

by Putri Suryandari

Suatu hari di Selatan Jakarta yang mendung, saya merebahkan diri di sofa ruang keluarga rumah tercinta, menghadap secangkir teh hangat, sambil menyalakan televisi dan menyaksikan liputan berita sore. Tampak di layar monitor, gedung DPR/MPR RI muncul di liputan pertama dengan bentuk yang khas melengkung pada atap serta diikat oleh dua buah sabuk besar ditengahnya. Isi liputannya berkisar pada prilaku beberapa anggota legislatif yang banyak menimbulkan rasa jengah bagi para pemirsa yang menyaksikannya. Masih belum lenyap pula dari ingatan beberapa kali kerap terjadi, kemarahan massa terhadap anggota legislatif dan eksekutif yang tidak menyuarakan aspirasi rakyat, juga mempertontonkan gedung DPR/MPR yang megah tersebut sebagai backgroundnya.

Sebagai seorang arsitek, saya mulai tergelitik dan mencoba memikirkan mengenai pengaruh jiwa atau roh dari bangunan terhadap efek ruang yang timbul bagi pemakainya. Arsitektur adalah ilmu pengetahuan mengenai teknologi dan seni rancang bangun yang menciptakan ruang bagi kehidupan manusia, baik secara fisik, emosional dan intelektual. Sehingga, ”Bagian terpenting dalam Arsitektur adalah Ruang”. (Brickmann 1915)

Ruang dalam teori Estetika Arsitektur Herman Sorgel (Architecture–Aesthetic 1918) terdapat 3 macam; pertama Ruang Aktual (Deseinsraum), mewakili ruang objektif, fisik, kedua Ruang Perseptual (Erscheinungsraum), yang mewakili impresi fisiologi ruang pada retina, ketiga adalah Ruang Efektual (Wirkungsraum) yaitu yang mewakili ide ruang estetik dari arsitek yang mendasarinya. Ruang seperti yang dibayangkan dan dipikirkan oleh perancang/arsitek. Mereka menganggap sebagai ruang sesungguhnya, dan biasanya dipakai oleh mereka dan oleh yang lainnya untuk mencapai dan mempertahankan dominasi, mental space (ruang mental) dari para elite untuk menghasilkan ruang - ruang dari fungsi suatu bangunan.

Para leader, pencarian saya mengenai dasar perencanaan Gedung DPR /MPR RI saya temukan tercetak di harian Sriwijaya Pos online tertanggal 2 Agustus 2002. Ternyata gedung DPR/MPR yang dirancang oleh Bung Karno, secara fisik diilhami oleh bentuk bangunan Stadtshause di Berlin, dan direkayasa memiliki ketahanan sampai dengan 20-25 tahun. Sedangkan secara non fisik, melalui Hasrat Estetis Bung Karno yang selalu di latar belakangi oleh kekagumannya secara indrawi maupun intelektual kepada para wanita, kubah gedung yang spektakuler itu diartikan sebagai lambang wanita atau Yoni, lambang alat vital wanita dalam kehidupan manusia. Bung Karno memberikan nama Yoni di gedung MPR/DPR karena bila kita simak falsafah Jawa kuno, Yoni merupakan suatu kekuatan supranatural, suatu kekuatan magis dan wibawa. Ruang Efektual yang diinginkan dari hasil penciptaan gedung itu adalah, MPR dan DPR yang punya kekuatan mengangkat dan memberhentikan seorang presiden, dapat
di kagumi keberadaannya, tunduk, dan menjalankan amanah rakyat dalam menjalankan roda pemerintahan, Republik Indonesia. Dua kekuatan yang saling bertentangan tapi muncul untuk saling menguatkan. Konotasi Yoni pada wanita bisa berarti keagungan sekaligus kehancuran. Agung bila di tempatkan dan di arahkan pada posisi yang tepat dan benar. Hancur bila tidak terdapat keseimbangan rohani maupun jasmani.

Dari imajinasi Ruang Efektual yang di inginkan oleh perencana, wujud fisik di terapkan dalam Ruang Aktual. Selain bentuk penempatan atau posisi gedung termasuk juga dalam perencanaan Ruang Aktualnya. Posisi tentu saja dapat mempangaruhi kinerja dari pemakainya. Posisi Gedung DPR/MPR RI bila dilihat dari 8 penjuru medan Elektro magnetik di Jakarta, terdapat di Barat Laut. Posisi ini memiliki sifat yang mewakili fase terakhir dari siklus kehidupan – usia tua. Pada waktu itu rangkaian pengalaman menghasilkan sifat bijaksana, kemungkinan menolong orang lain sudah cukup diandalkan kerena telah melalui tahap-tahap sebelumnya. Energi Barat Laut melambangkan kepemimpinan, organisasi dan perencanaan kedepan. Lambang langit menambah martabat, bijaksana dan citra superioritas. Arah ini juga melambangkan Ayah, seseorang yang penting dalam keluarga, memperkuat impresi tentang harga diri, rasa bangga dan bijaksana.

Saya sementara terhenyak dengan pilihan lokasi gedung ini yang ternyata sangat baik dan ditempatkan sesuai dengan Ruang Efektual yang ingin di ciptakan oleh si perencana. Lantas apa yang salah dengan situasi yang terjadi belakangan ini didalam gedung tersebut?

Kemudian perhatian saya mulai beralih pada Hasrat Estetis yang dimiliki oleh Bung Karno, kecintaan dan kekagumannya pasa sosok wanita secara indrawi maupun intelektual. Lambang Yoni pada gedung bila di kaitkan dengan lambang Ayah pada posisi bangunan, secara logis dan kodrati maka akan tercipta keseimbangan. Saling mengisi dan tercipta keharmonisan. Namun bila Lambang Yoni di pertemukan dengan Lambang wanita, maka yang terjadi justru kerusakan, karena bukan makna kodrati bila perempuan bersanding dengan perempuan. Pertanyaan berikutnya adalah, apakah telah terjadi pelambangan wanita yang berlebihan pada Gedung DPR/MPR RI sekarang ini? Pelambangan wanita disini adalah telah terdapat tambahan karakter yang merujuk pada kesenangan duniawi, keindahan, dan seksualitas.

Sahabat leader, seorang pemimpin bijaksana adalah pencipta dan pengubah sejarah, demikian kutipan saya dari salah seorang pakar komunikasi politik di negara tetangga kita Malaysia. Sepertinya bila di perhatikan dalam satu dekade ini, kebijakan pemimpin bangsa kita dalam pembangunan di Jakarta, memang lebih mengarah kepada perbanyakan memfasilitasi pembangunan Mall, pusat perbelanjaan, kafe dan segala unsur suka lainnya. Di delapan penjuru medan Elektromagnetik kita bisa melihat dengan mudah seluruh fasilitas tersebut. Mungkin inilah jawaban dari pertanyaan terakhir saya. Pelambangan wanita di seluruh wilayah Jakarta telah mempengaruhi dengan kuat keberadaan Gedung DPR/MPR RI saat ini. Sehingga Ruang Efektual dan Hasrat Estetis penciptanya sudah tidak mampu mempengaruhi karakter pemakai didalamnya. Sejarah telah berubah, seiring dengan kebijaksanaan pimpinan yang ada saat ini. Sepertinya ketahanan bangunan yang di prediksikan 20 – 25 tahun memang menjadi kenyataan. Kekuatan spiritualnya telah berlalu dalam kurun waktu tersebut.

Akhirnya saya menutup notebook saya, sambil memandangi langit di ufuk Barat yang mulai semakin memerah, mengiringi kegelapan di arah Timur yang semakin pekat. Saya memikirkan diskusi kita di bulan lalu mengenai pengaruh ruang kerja terhadap kinerja leader, semakin dapat dibuktikan disini bahwa manusia memang tergantung pada alam, memiliki sebab akibat dengan lingkungan tempat tinggalnya atau dengan tempat dia menjalankan aktivitas hidupnya. Oleh karena itu, kembali saya mengingatkan, apakah posisi tempat kerja anda telah sesuai dengan visi dan misi anda sebagai leader dalam menjalankan roda kepemimpinan untuk mencapai tujuan yang anda dan team work anda inginkan?

Tantangan Ruang Tidur Ideal Bagi Leader

by Putri Suryandari on Tuesday, May 12, 2009 at 2:58pm

By : Putri Suryandari

" Aku setiap hari tidur dikantor. Maklum pekerjaan aku membuat aku harus duduk hampir dua puluh jam di depan komputer. Jadi, setiap malam aku tidur di sini. Tapi tetap saja kacau.”

Seorang teman dengan jabatan General Manager Marketing, berkeluh kesah dengan kekacauan yang di hadapi belakangan ini, terutama pada kinerjanya di kantor.

”Di kantor, tidur dimana?” aku berkeliling menatap ruang kerjanya. Di situ terdapat dua meja kerja. Satu meja bertengger dua komputer, berisi grafik-grafik yang setiap detik bergerak, pekerjaannya bergerak di bidang pasar uang. Sedangkan meja lain digunakan sebagai meja tulis. Aku duduk di hadapannya, dibelakangku terdapat locker build in, bersebelahan langsung dengan sebuah jendela besar. Tak kudapati tempat yang nyaman untuk tidur.
”Bisa di lounge, di kursi, dimana aja!”
”Sudah lama kamu sering tidur dikantor?”
”Sejak bekerja disini, dua tahun yang lalu. Tapi Sabtu dan Minggu aku tidur dirumah, karena kantor tutup!”

Tidur di kantor. Kata ini sangat menggelitikku. Dari Senin sampai Jumat, demi sebuah pekerjaan. Sepertinya tidak masuk akal. Tapi ini terjadi.

Tidur yang baik di malam hari sangat penting untuk kesehatan. Kita menghabiskan waktu sekitar enam sampai sembilan jam selama 24 jam untuk tidur. Karena itu diperlukan tempat yang mampu membuat Anda tenang di penghujung hari yang sibuk dan bisa membuat anda tidur nyenyak. Kamar tidur juga harus merupakan tempat anda untuk bangun dengan segar, penuh vitalitas dan antusiasme dalam menyambut hari baru.

”Ruang Tidur yang comfortable, sound proof, light dimmer, menghadap ke jendela, bisa untuk relaksasi dan meditasi, itu yang ideal buat aku!” Kalimat yang sangat tepat, diucapkan oleh salah seorang teman leader, untuk menunjukan bagaimana seharusnya kamar tidur di ciptakan, bagi mereka yang sibuk. Kebanyakan orang berpikir bahwa tempat tidur hanyalah tempat untuk tidur dan melakukan hubungan intim. Padahal tempat tidur yang baik juga akan membangkitkan kembali energi anda, aspek yang berpengaruh pada kehidupan anda sehari-hari, dan akan sangat membentuk tujuan hidup anda. Kadang kala lokasi dan arah tempat tidur membuat kehidupan seseorang secara umum – tidak hanya tidur dan seks – menjadi sulit.Posisi yang terbaik untuk kamar tidur orang dewasa adalah barat laut, utara dan barat (dilihat dari tengah rumah anda). Energi elektromagnetik disini lebih matang dan bisa mengarahkan tanggung jawab yang lebih besar, rasa hormat pada orang lain, dan kemampuan lebih baik untuk mengatur hidup. Utara memiliki energi chi yang lebih damai dan tenang. Posisi ini terutama berguna bagi mereka yang sulit tidur. Orang muda jangan tidur dengan kepala menghadap Utara, karena akan membuat mereka terlalu tenang.

Namun unsur-unsur tata letak ruang tadi, tidak terlepas dari karakter personal yang anda miliki. Sebagai contoh, seorang teman leader dengan kepribadian yang cenderung Yin (tenang, lembut dan peka), dalam bekerja justru memiliki karakter yang cenderung Yang (bersemangat, percaya diri dan ambisius). Setelah memperhatikan posisi Ruang Tidurnya, ternyata berada di sebelah Timur rumah dan menghadap ke Timur. Energi elektromagnetik di wilayah ini, berkaitan dengan kemampuan menstimulasi ambisi, mewujudkan ide-ide jadi kenyataan dan merealisasi impian anda. Ada lambang Petir yang memanifestasikan kekuasaan besar, agresi dan desakan untuk keluar sehingga mampu mewujudkan impian. Pilihan yang purfect dalam menata Ruang tidur yang ideal untuk karir dan peningkatan karakter pribadinya.

Karena energi elektromagnetik dari Barat baik untuk bercinta dan kepuasan, lokasi ini ideal untuk kamar tidur utama. Posisi ini menunjang suasana rileks, tidur nyenyak, dan privasi yang tenang untuk memperkuat hubungan intim. Kalau kehidupan seks anda menjadi datar, pindahkan tempat tidur anda ke utara atau barat agar kegiatan seksual menjadi lebih memuaskan.

Selatan dan Timur Laut adalah lokasi yang tidak menguntungkan untuk Ruang Tidur. Sepasang suami istri, pernah mengeluhkan mengenai pekerjaannya. Istri selalu saja pindah kerja, karena tidak pernah nyaman dalam setiap tempat pekerjaan yang dia masuki. Sang suami memiliki perusahaan yang bagus dibidang jasa konstruksi, namun pernah beberapa kali tertipu oleh kliennya.

Posisi kamar mereka berada di Timur Laut menghadap Selatan. Istri berkarakter Yang (mudah senewen, senang bersaing, ambisius, dan bersemangat), sedangkan suami berkarakter Yang tapi cenderung Yin (Bersemangat, percaya diri, peka, dan lembut). Tatanan Kamar Tidur di Selatan rumah mereka, mengakibatkan efek yang terlalu panas dan berapi-api, terutama untuk sang Istri. Ruangan ini harus di dinginkan dengan warna-warna pucat dan warna tanah. Tekstur kesat dan empuk. Dekorasi dari Tanah liat, akan bisa membantu. Sedangkan posisi di Timur laut menimbulkan efek yang sering terlalu tidak terduga dan tajam, tidak baik untuk mereka berdua. Penggunaan warna-warna senada dengan warna di Selatan, bisa membantu mendinginkan, tidak disarankan warna merah dan kuning cerah. Perlu juga di tambahkan elemen atau energi logam, berbentuk melengkung, untuk meluweskan efek tajam yang sering tak terduga. Karena saat ini mereka sedang melakukan renovasi bagi rumah tinggal mereka, pilihan pemindahan posisi kamar bisa menjadi pertimbangan terbaik, terutama digeser peletakannya ke Utara atau Barat.

Meningkatkan romantisme di kamar tidur, juga merupakan satu upaya relaksasi. Kayu adalah bahan yang paling baik untuk tempat tidur. Penggunaan warna romantis seperti merah dan ungu yang cermat akan efektif. Seperti contohnya, coba tambahkan jambangan berisi bunga merah, atau hiasan dinding, dengan sentuhan ungu. Efek yang lebih dramatis, taruh sesuatu berwarna ungu diselatan ruangan dan yang berwarna merah di Barat. Lilin juga dapat meningkatkan energi api yang berkaitan dengan gairah. Jangan lupa mematikannya ketika Anda hendak tidur. Tempat tidur logam, seperti kuningan dan besi tempa, akan meningkatkan energi elektromagnetik, yang pada umumnya tidak mendukung tidur yang nyenyak.

Kepala mengarah ke Utara adalah posisi yang kurang menguntungkan bagi kaum muda, arah yang tenang ini bisa membantu mengatasi insomnia, tetepi juga bisa membuat hidup anda terlalu tenang. Beberapa ahli Fengshui mengaitkan dengan posisi kematian, karena posisi ini cocok untuk orang yang sudah tua.

Kalau mungkin, jangan menggunakan kamar tidur untuk kegiatan yang membutuhkan atmosfer berbeda, seperti kerja. Pada akhirnya, tidur dan kegiatan berbeda itu tidak akan berhasil.

”Ruang Tidur ideal, bukan di tempat di tempat kerja mas. Tidak saja kehidupan pribadimu yang akan kacau, seluruh tujuan hidupmu jadi tidak terbentuk. Semua cuman fokus di tempat kerja, kerja dan kerja.”

”Iyah, masalahnya adalah seluruh keluargaku tinggal di luar kota. Aku pulang ke rumah tidak ada orang, sehingga mending aku tidur di kantor, banyak temennya.”

Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya. Sebagai sahabat, aku sudah menjabarkan segala contoh dan kemungkinan, tinggal teman-teman leader sendiri yang bisa memutuskan, ruang tidur seperti apa yang terbaik bagi relaksasi setelah sibuk seharian mengejar prestasi dan karir dan untuk kehidupan yang lebih baik.

Penulis adalah Dosen Prodi Arsitektur Universitas Budi Luhur, Jakarta.