Sabtu, 19 April 2014

PERJALANAN PRODI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK DAN HUMAS UNIVERSITAS BUDI LUHUR KE TURKI

Untuk yang kesekian kalinya Universitas Budi Luhur memberikan reward, kepada dosen dan karyawan yang berprestasi untuk melakukan perjalanan ke Luar Negeri. Kali ini yang menjadi negara tujuan “tour of the duty” adalah Turki.

Mengapa Turki, karena menurut Ketua BPH (Badan Pengurus Harian) Yayasan Budi Luhur, Kasih Hanggoro, MBA, negara ini memiliki perkembangan sejarah arsitektur yang sangat luar biasa. Terutama di sebabkan karena perpaduan antara budaya Asia dan Eropa yang disatukan oleh selat Posporus di kota Istambul.

Reward yang di berikan kepada dosen dan karyawan  Prodi Arsitektur Fakultas Teknik serta Humas Univ Budi Luhur, untuk melihat hasil karya arsitektur di Turki lebih banyak di sebabkan alasan tersebut di atas.

Selama 10 hari perjalanan ke Turki, bapak Ir, Karya Subagya, ibu Putri Suryandari,M.Ars, ibu Linda Islami MSi, ibu Anggraeni D, MT dan Bapak Rismawandi M.Akt,  mengamati berbagai objek bersejarah arsitektur yang berada di 6 kota di Turki .


Pertama Galllipoli, yaitu kawasan bersejarah pada jaman Perang Dunia 1. Tiba di Gallipoli, dengan menggunakan ferry menyebrangi Laut Marmara menuju Canakkale untuk mengunjungi Reruntuhan di Troy yang terkenal dengan Perang Trojan dan Patung Kuda Trojan. Replika Patung Kuda Trojan dengan ketinggian hampir 20m, menjadi entry point musium terbuka ini. Walaupun berbentuk reruntuhan, namun museum terbuka di Troy ini masih menyisakan bangunan yang konstruksinya masih berdiri kokoh. Sirkulasi jalan di reruntuhan kota tua tersebut, tertata rapi dengan ukuran yang cukup terencana.


Setelah itu rombongan ke Pergamon untuk melihat Asklepion yaitu, masih museum terbuka berupa peninggalan reruntuhan rumah sakit dan theater zaman romawi kuno yang dibangun 400 tahun sebelum masehi. Asal muasal mengenai lambang dunia kedokteran sekarang ini yang terdiri dari ular berasal dari Asklepion ini.

Asklepion merupakan tempat yang indah. Memang saat ini Asklepion merupakan sisa reruntuhan, banyak sisa-sisa pilar disana. Batu-batu yang berserakan menjadi saksi proses kehidupan dan kematian dari orang-orang dulu yang sekarat di Rumah sakit. Disini terdapat sebuah terowongan suci yang menjadi tempat untuk meletakkan orang-prang sakit yang ingin disembuhkan.  

Hari ke tiga, menuju kota tua Ephesus, salah satu peninggalan terbesar yang masih ada hingga kini. Gempa besar yang menghancurkan sebagian kota ini ribuan tahun yang lalu, tetap membuat bangunan tua ini dapat di nikmati keindahannya.Ephesus  merupakan sebuah kota besar di jaman Romawi. Kemegahan Kuil Artemis merupakan satu dari keajaiban Dunia Masa Kuno. Ephesus juga memiliki salah satu gelanggang terbesar untuk pertandingan gladiator. Bangunan perpustakaan Celcius, Handrian Temple, Marble Street dan Agora, adalah salah satu tempat yang sangat mengagumkan yang menggunakan marmer sebagai bahan bangunan dan jalan. Uniknya dari penataan kota ini, perpustakaan yang menjadi tempat berkumpul para lelaki pada masa itu, bersebelahan langsung dengan tempat prostitus dan pemandian umum.

Dilanjutkan di hari yang sama, menuju House of Virgin Mary (Rumah Bunda Maria) yang berada di atas puncak Gunung Coressos. Rumah Bunda Maria memiliki struktur bangunan dari batu yang sangat tebal, sehingga ketika masuk ke dalamrumah, kita merasa hangat, meskipun suhu di luar ruangan 10 °C dan rumah tersebut tidak menggunakan pemanas. 
Selanjutnya menuju Hierapolis yang sekarang dikenal dengan Pamukkale. Setibanya di Pamukkale, rombongan ini mengunjungi Cotton Castle, yang merupakan sumber mata air .

Mevlana Museum di kota Konya, dengan koleksi patung lilin dan peninggalan Islam aliran Sufi (Jalaludin Rumi), juga masih memiliki bentuk arsitektur kuno yang di pertahankan estetika dan konstruksinya.

Sangat menarik adalah ketika mengunjungi Cappadocia, Underground city of Saratli yang terletak di bawah tanah, ternyata tidak hanya meninggalkan gua dan kota di bawah tanah, tapi mahluk-mahluk astralpun masih banyak berkeliaran yang sempat juga tertangkap oleh kamera. Bikin merinding bulu roma.

Setibanya di Ankara, Ataturk Mausoleum yang merupakan tempat peristirahatan terakhir dari Mustafa Kemal Ataturk (President Pertama Turki), menampilkan segala peninggalan beliau yang di museumkan disana. Patung lilin, pakaian, koleksi buku sampai dengan anjing kesayangan beliau ada di sini. Tak ketinggalan arsitektur museum ini sangat kental nuansa tradisionalnya.

Terakhir di Istambul, rombongan tim dosen dan karyawan Universitas Budi Luhur ini, mengunjungi ITU ( Istambul Tekhnic  University). Universitas ini menghususkan diri di bidang Teknik dan memiliki Fakultas Arsitektur sendiri. Pilihan ini di lakukan karena studi banding ini memang di peruntukan khususnya untuk dosen prodi Arsitektur.  Konsep Luhur dari bangunan di Universitas ITU adalah, mempertahankan bangunan-bangunan tua dengan konsep tradisionalnya seperti di Fakultas Asitektur dan tetap membangun gedung-gedung utama seperti Rektorat dan Perpustaaan dengan konsep Arsitektur Modern. Bahkan Perpustakaan ITU buka untuk mahasiswa dan umum selama 24 jam.

Setelah dari ITU rombongan mengunjungi Blue Mosque (Masjid simbol dari kota Istanbul), dan St. Sophia Museum (Hagia Sophia). Hagia Sophia adalah gereja yang di jadikan masjid dan kemudian di jadikan musium oleh pemerintah Ataturk. Museum ini di buat untuk mengabadikan, pernah digunakannya tempat ini sebagai tempat ibadah umat  Kristen dan juga Islam. Perjalanan di akhiri di Grand Bazaar (untuk membeli souvenir), yaitu pasar dengan lebih dari 4000 toko dan kaki lima yang juga merupakan pasar terbesar dan tertua di Turki.
Terimakasih pada Ketua BPH Yayasan dan Universitas Budi Luhur atas reward ini, semoga perjalanan ini dapat bermanfaat bagi institusi, masyarakat dan profesi.